1.1
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan
Pendidikan di sekolah merupakan proses kegiatan terencana dan terorganisir yang
terdiri atas kegiatan belajar mengajar. Bimbingan dan kegiatan pendidikan ini
bertujuan untuk mengembangkan intelektual anak didik. Sistem pendidikan nasional
yang berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan tanggung jawab bersama antar
guru, orang tua dan pemerintah. Untuk mewujudkan semua itu guru dan orang tua
memegang peranan penting dalam meningkatkan kemampuan belajar.
Sejarah pertumbuhan
dan perkembangan Bahasa Indonesia dewasa ini cukup menggembirakan bangsa
indonesia yang sudah mampu mengikuti pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Disamping itu Bahasa Indonesia mampu menjadi media perantara
dunia luar dengan Bangsa Indonesia dalam proses memindahkan ilmu pengetahuan
dan teknologi ke dalam negeri serta
mampu menjadi bahasa pengantar ilmu pengetahuan.
Peran bahasa
yang begitu besar, sehingga bahasa indonesia selain menjadi sarana komunikasi
antar masyarakat indonesia di lembaga-lembaga formal termasuk lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai lembaga pendidikan tinggi. Oleh
karena itu Bahasa Indonesia dikuasai oleh semua lapisan masyarakat untuk tetap
menjaga, mengembangkan dan juga memasyarakatkan bahasa setiap saat.
Kesadaran
tersebut dapat dilihat melalui usaha pemerintah yang terdapat dalam GBHN 1988 yang
memberi keterangan kepeduliannya terhadap Bahasa Indonesia yang merupakan
bahasa nasional dan lambang identitas bangsa.
Dalam GBHN (1988
: 153) yang dinyatakan bahwa : “Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia perlu
terus ditingkatkan, serta penggunaannya secara baik, benar dan penuh kebanggaan
perlu makin ditingkatkan sehingga menjadi bahasa komunikasi nasional dan ilmu
pengetahuan yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa”.
Penegasan
tersebut harus dilakukan dengan penuh kesadaran demi tercapainya penggunaan
bahasa indonesia secara baik dan benar. Untuk itulah diharapkan semua unsur yang
ada dilembaga pendidikan baik yang bersifat formal maupun non formal dapat
menggunakan bahasa indonesia sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan.
Adapun
penelitian yang dilakukan ini diarahkan pada siswa dalam memprafrasekan puisi
kedalam bentuk prosa. untuk bisa memahami materi tersebut maka setiap individu
memiliki kemampuan dalam berbicara baik dan benar. Berbicara merupakan satu
yang sangat penting baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan
datang, karena berbicara merupakan penyampaian dan penanaman pikiran atau
gagasan kepada orang lain.
Salah satu hal
terpenting untuk bisa mengubah puisi tersebut, kemudian dilanjutkan dengan menyusun
kalimat dengan baik dan benar. dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa
dengan metode menghafal tidak perlu digunakan karena menghafal dan memahami
merupakan hal yang berbeda. memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa merupakan
materi yang sangat penting dalam pengajaran. Dalam arti bahwa pelajaran mengubah
puisi kedalam bentuk prosa benar-benar berkaitan erat dalam pembelajaran. Dengan
pengertian bahwa siswa tidak hanya belajar dengan teori-teori puisi, tetapi
siswa juga dibawa dalam kehidupan nyata agar bisa terampil dan memahami puisi dengan
baik dan benar.
Guru juga
harus mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk mendorong keberhasilan belajar
siswa. Pencapaian hasil ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran. Hal ini menuntut perubahan dalam penggunaan metode belajar,
sikap, karakter guru dalam mengelola proses belajar mengajar agar dapat
memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dikelas.
Alasan penulis
mengangkat judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SDN Siniu Dalam Memprafrasekan
Puisi Kedalam Bentuk Prosa Menggunakan Metode Demonstrasi”.
1) Topik ini belum ada yang memilih
2) Untuk mengetahui upaya-upaya guru
dalam meningkatkan kemampuan siswa memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.
1.2
Permasalahan
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah terbatasnya kemampuan
siswa Kelas VI SDN Siniu dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.
1.3
Pemecahan Masalah
Rendahnya
kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa dapat
diatasi dengan:
1) Menanamkan pemikiran pada siswa bahwa
mereka tidak harus membaca puisi saja, mereka harus mengetahui cara pengubahan puisi
tersebut kedalam bentuk prosa.
2) Memberikan motivasi pada siswa bahwa apa
yang mereka lakukan itu sudah baik dan positif, namun perlu ditingkatkan.
3) Guru menggunakan metode demonstrasi.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu dalam memprafrasekan
puisi kedalam bentuk prosa melalui metode demostrasi.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Awalnya penelitian
kelas ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas ini, guru dapat termotivasi untuk lebih meningkatkan kemampuan
dalam mencari dan bervariasi dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran
dikelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat dipecahkan.
b. Bagi Siswa
Untuk melatih diri dalam
meningkatkan pemahaman yang telah dialami secara bertahap dapat mengurangi
kesalahan demi menuju kearah kesempurnaan.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan
bermanfaat dalam rangka menentukan kebijakan, kebijakan guna memberikan
pelaksanaan sistem pembelajaran yang lebih profesional
Dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khususnya bagi
pembinaan dan pengembangan pendidikan dalam pembelajaran bahasa indonesia.
1.5
Hipotesis
Berdasarkan latar
belakang dan masalah dalam penelitian ini, maka hipotesis penelitian ini adalah
melalui metode demostrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu
dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.
1.6. Tinjauan Pustaka
1.
Hakekat Puisi dan Prosa
Pada bagian ini
di bahas tentang, (1) Pengertian (2) Puisi (3) Pengertian prosa. Bagian –
bagian tersebut dibahas sebagai berikut :
2.
Pengertian Puisi
Puisi merupakan salah satu jenis karya
serta yang dilukiskan dalam bahasa yang singkat, padat dan indah. Untuk dapat
menuliskan sebuah puisi yang baik, terlebih dahulu ditentukan tema yang akan di
angkat menjadi sebuah puisi. Teguh Wibowo. Imam Taufik. Sugeng Budiarto.
SukaAtmojo “Jakarta” (2005 :11). Tema dalam sebuah puisi merupakan bagian dari
struktur batin dan merupakan pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair
sebuah puisi maknanya akan semakin terasa apabila dibacakan dengan penuh
penghayatan. Sebagai pembaca puisi harus benar-benar mendalami dan menjiwai
puisi yang dibacakannya sehingga suasana dalam puisi tersebut dapat digambarkan
pembaca dengan pembawaannya. Oleh karena itu perlu diperhatikan lafal, tekanan,
dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi. Rohmadi Muhammad ( 2005 : 93).
3.
Pengertian Prosa
Dalam tradisi sastra melayu lama, prosa
adalah seluruh hasil karya sastra lisan dan tulisan yang panjang baik yang
berbentuk cerita ataupun bukan cerita, dengan bahasa melayu sebagai medium.
Oleh sebab itu, prosa seringkali dipertentangkan dengan puisi. Namun demikian,
ada pula bentuk prosa yang terpengaruh oleh puisi, yang disebut dengan prosa
liris atau prosa puitis ( materi Mata Kuliah Pengantar Prosa dan fiksi, drama,
2000:1 ).
1.7. Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas
1.8.
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Siniu kelas VI dengan jumlah siswa 29 orang. Penulis sengaja mengambil setting
penelitian di kelas VI karena tingkat kemampuan kelas tersebut tentang
memprafrasekan puisi ke dalam bentuk prosa masih perlu bimbingan. Setelah
diadakan penelitian awal ternyata pengetahuan siswa mengenai memprafrasekan
puisi ke dalam bentuk prosa masih rendah.
1.9.
Faktor yang diselidiki
Untuk mampu
menjawab semua permasalahan tersebut, maka ada beberapa faktor yang diselidiki.
Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
1.
Faktor Siswa
Melihat
kenyataan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memprafrasekan puisi tersebut
masih tergolong kurang, sehingga diperlukan suatu sistem pembelajaran yang
tepat guna meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan siswa. Dalam hal ini
penulis menyajikan suatu sistem yang dapat meningkatkan kemampuan siswa memakai
metode demonstrasi untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sebelum siswa
diberikan tugas, penulis sebagai pelaku dalam penelitian ini mendata siswa yang
memiliki buku pegangan dan siswa yang memiliki kemampuan lebih dari siswa
lainnya dan siswa inilah yang menjadi model dalam kerja kelompok atau
perorangan. Pendataan ini bertujuan untuk penyelesaian tugas tersebut.
2.
Faktor Guru
Guru sebagai
peneliti, sebelum memberikan tugas dalam bentuk kerja individu, semua tugas
pembelajaran dikerjakan secara kelompok, namun hasilnya sangat jauh dari yang
diharapkan. Disini penulis menggunakan satu sistem yaitu sistem latihan
demonstrasi secara individu dengan bantuan guru untuk meningkatkan pemahaman
tentang memprafrasekan puisi dengan metode demonstrasi.
3.
Faktor Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran atau referensi yang
dimiliki oleh siswa keadaannya sangat kurang, sehingga penulis sebagai peneliti
menempuh satu cara yaitu mendata siswa yang mempunyai pegangan yang dapat
membantu dalam proses pembelajaran.
1.10. Pelaksanaan
Kegiatan
Pelaksanaan
kegiatan ini terdiri dari dua siklus. Dari siklus dilaksanakan sesuai perubahan
yang hendak dicapai. Untuk dapat mencermati yang dibuat siswa dalam
memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa. Serta persentase kebenaran siswa,
maka diberikan tes diagnostik yang berfungsi sebagai evaluasi anak. Sedangkan
evaluasi awal yang dilakukan untuk mengetahui tindakan yang dapat diberikan
dalam rangka memperbaiki kesalahan yang dialami siswa.
Untuk
memperbaiki kesalahan siswa dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa
mampu membedakan dan menggunakan dengan latihan secara pemodelan yang
dilaksanakan dalam kelas.
Dengan
berpatokan pada penelitian awal tersebut, maka dapat dilaksanakan tindakan
kelas ini dengan prosedur (1) perencanaan, (2) observasi, (3) pelaksanaan, (4)
Refleksi.
1.
Perencanaan
Adapun yang
dilaksanakan dalam perencanaan ini adalah:
1. Pembuatan scenario pembelajaran dengan
menggunakan berbagai pola latihan pemodelan yang berjenjang yaitu latihan dari
hal-hal yang sederhana sampai ketingkat yang lebih sulit seterusnya.
2. Membuat lembar observasi untuk melihat
bagaiman kondisi belajar di kelas ketika latihan atau metode tersebut
diaplikasikan.
3. Membuat alat-alat pengajaran yang
diperlukan dalam rangka mengoptimalkan kemampuan memprafrasekan puisi dalam
bentuk prosa.
4. Mendesain dua alat evaluasi untuk
melihat:
a. Apakah kesalahan siswa dalam
menceritakan kembali cerpen yang telah dibaca dapat diminimalkan?
b. Apakah siswa mampu membuat prosa dan
diubah kedalam bentuk prosa?
2.
Pelaksanaan Tindakan
Setelah
perencanaan dianggap matang, maka dilaksanakan scenario pembelajaran yang telah
direncanakan pada siklus pertama, siswa sebagai obyek yang diteliti dibagikan
lembar tes yang berisi butir-butir pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
siswa sebagai tugas individu, namun ternyata hasilnya sangat jauh dari yang
diharapkan. Melihat hasil yang telah dicapai oleh siswa, maka sebelum yang
memiliki buku pegangan, yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam kerja
kelompok.
3.
Observasi
Pada tahap ini
dilaksanakan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat,
serta melaksanakan evaluasi, yaitu observasi yang menggunakan skala interaksi
dan bertujuan untuk mencerminkan interaksi guru dan siswa. Pelaksanaan
observasi ini penulis menggunakan alat bantu berupa buku catatan yang digunakan
untuk mencatat puisi yang diprafrasekan kedalam bentuk prosa.
Catatan-catatan
ini digunakan untuk melaksanakan refleksi tentang kesan umum kelas dan
suasananya. Disamping itu untuk perkembangan tugas sebagai guru. Berdasarkan catatan
yang terdapat dalam lembar observasi ini dapat juga dijadikan sebagai pedoman
untuk menentukan langkah yang akan ditempuh pada siklus berikutnya.
4.
Refleksi
Data yang diperoleh dalam tahap
observasi dikumpulkan serta dianalisis
setelah siswa diberikan tugas secara individu maupun kelompok , aka hasil yang diperoleh
adalah siswa dapat tercapai. Setelah
dilakukan pendataan siswa yang memiliki buku pegangan sehingga bukti
pembelajaran yang diberikan sesuai dengan rencana pada akhir penelitian
tindakan ini dapat dilaksanakan hanya dua siklus.
5.
Metode
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi yaitu latihan-latihan
dari kegiatan belajar yang perlu dilaksanakan secara insentif oleh para
pemilih.
Latihan-latihan
yang diberikan agar siswa memiliki keterampilan dari apa yang telah dipelajari,
latihan tersebut digunakan untuk:
1. Kecakapan motorik, seperti menulis,
membuat alat-alat, menggunakan alat (mesin, permainan dan atletik)
2. Kecakapan mental, seperti dalam
perkalian, penjumlahan, tanda-tanda (simbol) dan sebaliknya.
3. Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan
huruf-huruf dalam ejaan, seperti penggunaan symbol dan sebagainya.
(Tim
Didaktik Metodik Kurikulum Surabaya, 1984:49)
Sehubungan
dengan materi memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa, metode ini sangat baik
untuk memantapkan latihan siswa terhadap materi puisi dan pengetahuan yang
diperoleh, pembiasan untuk berlatih akan menambah wawasan.
Metode ini adalah menerangkan, menceritakan,
latihan pendahuluan, tugas tentang latihan, mengadakan koreksi, mengulang,
mendiskusikan kesulitan-kesulitan dan melaksanakan perbaikan.
1.8.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Penelitian
Data yang diambil
sebagai penelitian berupa:
a. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru
yang Melakukan Proses Pembelajaran.
Data hasil
observasi guru dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran memprafrasekan
puisi kedalam bentuk prosa dan SDN Siniu Kecamatan Siniu. Adapun komponen yang
diamati berkaitan dengan pembahasan ini.
1. Kegiatan Pembelajaran
- Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
jelas.
- Memanfaatkan berbagai tekhnik dan
variasi pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa.
- Berusaha menciptakan suasana belajar
yang komunikatif dan menyenangkan
- Mengorganisasikan langkah-langkah
kegiatan dengan sistematis dan mengarah pada pencapaian tujuan.
- Membentuk kelompok-kelompok siswa
(learning community) secara heterogen.
- Mendorong siswa untuk berfikir kritis.
- Memberikan bimbingan kepada
siswa/kelompok yang mengalami kesulitan
- Memberikan perhatian secara merata
kepada setiap kelompok siswa
- Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menggunakan ide gagasan.
2. Metode
- Menggunakan metode demontrasi
- Metode sesuai dengan materi
- Metode yang digunakan memungkinkan
keterlibatan siswa secara maksimal
- Penggunaan media yang sesuai
3. Materi Pembelajaran
- Sesuai dengan tingkat kemampuan dan
kebutuhan siswa
- Menarik minat siswa
- Memungkinkan siswa mempunyai peluang
sebesar-besarnya untuk mengembangkan empat aspek keterampilan berbahasa
- Bermakna bagi siswa.
4. Tehnik Pembelajaran
- Menciptakan suasa yang kondusif untuk
belajar (menyenangkan)
- Memudahkan siswa untuk mengingat
kembali pengetahuan yang mereka miliki
- Memberikan peluang bagi siswa untuk
menunjukkan hasil kerja mereka
5. Evaluasi
- Evaluasi dilakukan dalam bentuk
penilaian hasil dan penilaian proses
Berdasarkan seluruh
komponen pengamatan tersebut akan menjadi patokan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan observasi langsung oleh peserta KKG yaitu Sahban, A.Ma.Pd
(sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran) sebagai peserta yang meneliti
guru yang mengajar di Kelas V SDN Siniu dengan kriteria penilaian:
5 = Sangat baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Kurang
1 = Kurang Sekali
Adapun
hasil observasi dari kegiatan guru yang melakukan proses pembelajaran pada
siklus pertama dan kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
Hasil
observasi terhadap guru yang melakukan proses pembelajaran
Hari/Tanggal : Selasa, 20 Desember 2010
Siklus : I dan II
URAIAN
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1. Kegiatan Pembelajaran
1.1
Tujuan
Pembelajaran
1.2
Memanfaatkan
sebagai teknik dan variasi pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa
1.3
Berusaha
menciptakan suasana yang komunikatif dan menyenangkan
1.4
Mengorganisasikan
langkah-langkah kegiatan dengan sistematis dan mengarah pada pencapaian
tujuan.
1.5
Membentuk
kelompok-kelompok siswa (learning community) secara heterogen.
1.6
Memberi
tugas kepada siswa/kelompok dengan petunjuk
1.7
Mendorong
siswa untuk berfikir kritis
1.8
Memberikan
perhatian secara merata kepada kelompok yang mengalami kesulitan
1.9
Memberikan
penilaian secara merata kepada setiap kelompok siswa
1.10 Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan ide/gagasan.
2. Metode
2.1
Menggunakan
metode yang bervariasi
2.2
Metode
sesuai dengan materi
2.3
Metode
yang digunakan memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal
2.4
Penggunaan
media yang sesuai
3. Materi Pembelajaran
3.1
Sesuai
dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan siswa
3.2
Menarik
minat siswa
3.3
Memungkinkan
siswa aktif/berpartisipasi di dalam KBM
3.4
Memungkinkan
siswa mempunyai peluang yang seluas-luasnya untuk mengembangkan empat aspek keterampilan
bagi siswa
3.5
Bermakna
bagi siswa
4. Teknik Pembelajaran
4.1
Menciptakan
suasana yang kondusif untuk belajar (menyenangkan)
4.2
Memudahkan
siswa untuk mengingat kembali pengetahuan yang mereka miliki
4.3
Memberikan
peluang siswa untuk menunjukkan hasil kerja mereka
5. Evaluasi
5.1
Evaluasi
dilakukan dalam bentuk penilaian proses dan penilaian hasil
|
√
√
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
Berdasarkan pada
tabel diatas dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru dalam melakukan
proses pembelajaran pada siklus kedua SDN Siniu Kecamatan Siniu. Hal ini bisa
dikatakan dari komponen-komponen yang diamati tidak satu pun dinilai sangat
kurang, dan kurang, bernilai cukup sebanyak satu dengan persentase perolehan
4.3% yang bernilai baik sebelas dengan persentase perolehan 47.8% dan bernilai
sangat baik sebanyak sebelas dengan persentase perolehan 47.8%.
Dengan melihat
komponen-komponen guru dalam melakukan proses pembelajaran diatas mengalami
peningkatan pada penilaian sangat baik seperti metode pengajaran dan jenis
tindakan, dan hasil pembelajaran siswa melalui hasil tes evaluasi siklus kedua
dapat ditingkatkan.
Mean
(M) = ƩFX
Rumus Mean (M) = ƩFX
=
178
= 19
x 100 % = 65,5 %
Rumus Mean (M) = ƩFX
=
241
Taraf
penguasaan materi memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa =
19 x
100 % = 65,5 %
sesudah diadakan tindakan kelas siklus
II : 27
x 100 % = 77 %
a. Data Observasi Kegiatan Siswa
Observasi dilakukan
pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kegiatan observasi meliputi
kesungguhan mengerjakan tugas kemauan berpartisipasi dan mengerjakan tugas
kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel observasi di bawah ini.
Lembar
observasi
No.
|
Nama
|
L/p
|
Aspek
Penilaian
|
Kategori
|
|||
Kesungguhan
|
Kemauan
|
Mengerjakan
|
Berhasil
|
Kurang
Berhasil
|
|||
Mengerjakan
Tugas
|
berpartisipasi
|
Tugas
kelompok
|
|||||
1
|
Risman
|
L
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
2
|
Mirdan
|
L
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
3
|
Sucianur
|
P
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
4
|
Mahmud
|
L
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
5
|
Feni
|
P
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
6
|
Inem
|
P
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
7
|
Novila
|
P
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
8
|
Multazam
|
L
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
9
|
Arman
|
L
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
10
|
Akwan
|
L
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
11
|
Wining
|
P
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
12
|
Magfirli
|
L
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
13
|
Andri
|
L
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
14
|
Ari rahmansyah
|
L
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
15
|
Doni
|
L
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
16
|
Eva safitri
|
P
|
-
|
-
|
√
|
√
|
-
|
17
|
Fadel muhammad
|
L
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
18
|
Hijar
|
P
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
19
|
Lilies nur
indah sari
|
P
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
20
|
Moh. Adha
|
L
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
21
|
Muhlizar
|
L
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
22
|
Nurtin
|
P
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
23
|
Muazan
|
L
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
24
|
Ulwiyah
|
P
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
25
|
Anggun Melati
|
P
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
26
|
Agus Salim
|
L
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
27
|
Riski Safitri
|
P
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
28
|
Nila Safitri
|
P
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
29
|
Lusiana
|
P
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
1.
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tindakan
pada Siklus Pertama
Tabel. Hasil
Kemampuan Siswa Memprafrasekan Puisi ke dalam bentuk Prosa
No.
|
Nama
|
L/P
|
Jumlah Soal
|
Skor
Perolehan
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
|||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
||||||
1
|
Risman
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
16
|
8
|
T
|
|
2
|
Mirdan
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
10
|
5
|
TT
|
|
3
|
Sucianur
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
10
|
5
|
TT
|
|
4
|
Mahmud
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
12
|
6
|
T
|
|
5
|
Feni
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
5
|
TT
|
|
6
|
Inem
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
11
|
6
|
T
|
|
7
|
Novila
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
14
|
7
|
T
|
|
8
|
Multazam
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
5
|
TT
|
|
9
|
Arman
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
16
|
8
|
T
|
|
10
|
Akwan
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
12
|
6
|
T
|
|
11
|
Wining
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
10
|
5
|
TT
|
|
12
|
Magfirli
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
11
|
6
|
T
|
|
13
|
Andri
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
12
|
6
|
T
|
|
14
|
Ari rahmansyah
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
10
|
5
|
TT
|
|
15
|
Doni
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
14
|
6
|
T
|
|
16
|
Eva safitri
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
14
|
6
|
T
|
|
17
|
Fadel muhammad
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
12
|
6
|
T
|
|
18
|
Hijar
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
9
|
5
|
TT
|
|
19
|
Lilies nur indah sari
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
16
|
8
|
T
|
|
20
|
Moh. Adha
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
10
|
5
|
TT
|
|
21
|
Muhlizar
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
13
|
6
|
T
|
|
22
|
Nurtin
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
12
|
6
|
T
|
|
23
|
Muazan
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
14
|
7
|
T
|
|
24
|
Ulwiyah
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
9
|
5
|
||
25
|
Anggun Melati
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
5
|
TT
|
|
26
|
Agus Salim
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
12
|
8
|
T
|
|
27
|
Riski Safitri
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
14
|
7
|
T
|
|
28
|
Nila Safitri
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
14
|
7
|
T
|
|
29
|
Lusiana
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
14
|
7
|
T
|
|
Keterangan:
T : Tuntas 19
orang
TT : tidak tuntas 10 orang
Dari tabel di atas dapat dilihat kemampuan siswa dalam
memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa rata-rata tingkat kemampuan siswa
kelas VI SDN Siniu digunakan rumus :
N
Hasil
perolehan nilai siswa pada evaluasi siklus I dalam penelitian ini adalah nilai
5 sampai 8 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
No
|
Nilai
|
Frekkuensi
|
F.X
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
|
50
60
70
80
|
10
8
8
3
|
50
48
56
24
|
|
Jumlah
|
29
|
178
|
||
N
29
=
6,1
Berdasarkan
data pada tabel diatas diperoleh gambaran tentang nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah nilai 80 diraih 3 orang siswa sedangkan nilai terendah
50 diperoleh 10 orang siswa.
Bila
diuraikan berdasarkan peringkat, maka dapat diraih nilai siswa sebagai berikut
:
Peringkat I Nilai 80 =
3 Orang
Peringkat II Nilai 70 =
8 Orang
Peringkat
III Nilai 60 = 8 Orang
Peringkat IV Nilai 50 = 10
Orang
Perolehan nilai rata-rata siswa 6,1. Nilai tersebut telah
membuktikan bahwa siswa kelas VI SDN Siniu belum bisa dikatakan mampu memprafrasekan
puisi kedalam bentuk prosa.
Pada tabel
berikut dilihat persentase yang bervariasi mengenai kemampuan siswa.
Tabel
presentase nilai rata-rata siswa
No
|
Nilai
|
Frekkuensi
|
F.X
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
|
50
60
70
80
|
10
8
8
3
|
27,8 %
27,5 %
27,5 %
10,3 %
|
|
Jumlah
|
29
|
100 %
|
||
Taraf penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa
adalah siswa yang memiliki nilai 6 ke atas atau siswa yang telah berhasil.
29
Pada tabel
di atas, dapat dilihat gambaran perolehan nilai siswa persentase terendah 10,3
% pada nilai 80 dengan frekuensi 3 orang dan perolehan tertinggi 27,8 % pada
nilai 50 sebanyak 10 orang siswa.
1.
Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua
Berdasarkan
hasil tes siklus pertama (1) menunjukkan siswa dalam menggunakan kata
bersinonim dikategorikan berhasil dengan perolehan nilai rata-rata 6,1, namun
perlu ditingkatkan lagi agar lebih baik. Maka guru melaksanakan proses belajar
mengajar tetap menerapkan metode demonstrasi pada siklus kedua untuk
meningkatkan kemampuan siswa SDN Siniu kelas VI mengubah puisi kedalam bentuk
prosa . setelah selesai mengajar, guru memberikan tes untuk mengetahui apakah
kemampuan siswa memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa sudah meningkat.
Tabel. Hasil tes kemampuan
siswa memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa siklus kedua
Keterangan
:
T = Tuntas :
26 Orang
TT = Tidak Tuntas : 3 Orang
Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat kemampuan siswa dalam memprafrasekan puisi ke dalam bentuk prosa. Untuk
mengetahui rata-rata tingkat kemampuan yang telah diuraikan sebelumnya.
Hasil perolehan pada siklus II adalah
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Pencapaian nilai rata-rata
siswa kelas VI SDN Siniu dalam memprafrasekan
puisi ke dalam bentuk prosa .
No
|
Nilai
|
Frekkuensi
|
F.X
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
60
70
80
90
100
|
2
4
10
9
4
|
12
28
80
81
40
|
|
Jumlah
|
29
|
241
|
||
N
29
=
8,3
Berdasarkan
data pada tabel di atas diperoleh gambaran tentang nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah nilai 10 diraih oleh 4 orang siswa sedangkan nilai
terendah nilai 60 diraih 2 orang siswa.
Peringkat I Nilai 10 =
4 Orang
Peringkat II Nilai 90 =
9 Orang
Peringkat III Nilai 80 =
10 Orang
Peringkat IV Nilai 70 =
9 Orang
Peringkat V Nilai 60 =
2 Orang
Perolehan
nilai rata-rata siswa adalah 8,3. Nilai ini telah membuktikan bahwa siswa kelas
VI SDN Siniu mampu memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa dalam pelajaran
Bahasa Indonesia.
Dengan
bervariasinya pencapaian nilai siswa, sesuai data pada tabel berikut dapat
dipresentasikan seperti pada tabel berikut :
Tabel.
Presentase perolehan nilai rata-rata siswa kelas VI SDN Siniu dalam
memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa
No
|
Nilai
|
Frekkuensi
|
F.X
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
60
70
80
90
100
|
2
4
10
9
4
|
6,8 %
13,7 %
34,4 %
31,0 %
13,7 %
|
|
Jumlah
|
29
|
|||
Pada tabel di atas,
dapat diperoleh gambaran persentase perolehan nilai siswa. Presentase terendah
6,8 % pada nilai 60 dengan frekuensi 2 orang dan persentase tertinggi 34,4 %
terlihat pada nilai 80 diraih oleh 10 orang.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas VI SDN Siniu telah menguasai materi
yang terlihat dari rata-rata kelas dari 6,1 menjadi 8,3.
29
35
Jadi taraf
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran disajikan naik sekitar 10 % nilai
daya serap mula-mula yaitu 65 % menjadi 77 % sehingga dapat penulis katakan
metode latihan benar-benar dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap
pelajaran memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.
a.
Pembahasan Hasil Pelaksanaan Tindakan
Pertama dan Kedua
Setelah
melihat total nilai rata-rata dan persentase hasil evaluasi pembelajaran memprafrasekan
puisi kedalam bentuk prosa pada siklus pertama diperoleh gambaran bahwa siswa
kelas VI SDN Siniu berhasil, karena nilai rata-rata siswa pada siklus pertama
yaitu 6,1 dengan persentase perolehan 65 % namun perlu lebih ditingkatkan.
Pada tindakan kedua berdasarkan data dan evaluasi siswa
perolehan nilai rata-rata 8,3 % termasuk dalam kategori berhasil. Persentase
keberhasilan mencapai 77 %. Dengan demikian kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu dalam
memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa dapat ditingkatkan.
b.
Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Siswa
Dalam Pembelajaran
Untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab kegagalan siswa kelas VI SDN Siniu maka para pengamat melakukan
observasi siswa dan guru yang mengajar. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
mengetahui kesulitan siswa dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk
prosa. Oleh karena itu peneliti akan memaparkannya secara rinci.
A.
Faktor
Guru
Berdasarkan hasil observasi guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar dalam kelas adalah :
1.
Metode
Guru dalam memberikan materi terlalu banyak menggunakan
metode ceramah, guru juga memberikan tugas sendiri dan hasilnya sangat
mengecewakan. Faktor penyebabnya adalah kurangnya waktu yang tersedia, sehingga
sulit bagi guru untuk memberikan tugas yang bervariasi, lagi pula buku pegangan
guru sangat terbatas.
2.
Faktor
Sumber Belajar
Selain faktor siswa dan guru, hal yang paling
menentukan pula adalah faktor sumber pelajaran, khususnya buku pegangan siswa merupakan
kendala yang cukup besar, sedangkan buku pegangan guru sangatlah terbatas untuk
dibagikan kepada siswa, demikian pada buku-buku di perpustakaan yang dapat
menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar, khususnya pada materi
pengajaran memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa, hal itu pula yang
juga merupakan kendala adalah kurangnya kemampuan daya beli siswa.
B.
Faktor Siswa
Siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap materi
yang diajarkan. Disamping kemampuan yang berbeda, kurangnya perhatian siswa
saat guru memberikan penjelasan materi yang diajarkan. Kurangnya minat belajar
terhadap pelajaran Bahasa Indonesia dan kurangnya wawasan dan karakteristik
penulisan siswa terhadap memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa. Selain
hal-hal di atas, siswa lebih banyak mendengar apa yang disampaikan oleh guru,
sehingga siswa nampak pasif dan siswa sangat sulit memprafrasekan puisi kedalam
bentuk prosa. Kenyataan ini dapat dilihat berdasarkan hasil yang dicapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Adhiah, 1988. Evaluasi Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : P2LPLK
Ardiana, Leo
Indra, dkk – 2002. Penelitian Tindakan
Kelas E.25 Jakarta : Depdiknas
Jatin Anwar,
1996, Pembelajaran Efektif. Jakarta :
Grasindo
Purwanto, Ngalim 1990. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.