Saturday, June 29, 2019

Meningkatkan kemampuan siswa sdn siniu dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa



1.1       Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan Pendidikan di sekolah merupakan proses kegiatan terencana dan terorganisir yang terdiri atas kegiatan belajar mengajar. Bimbingan dan kegiatan pendidikan ini bertujuan untuk mengembangkan intelektual anak didik. Sistem pendidikan nasional yang berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan tanggung jawab bersama antar guru, orang tua dan pemerintah. Untuk mewujudkan semua itu guru dan orang tua memegang peranan penting dalam meningkatkan kemampuan belajar.
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Indonesia dewasa ini cukup menggembirakan bangsa indonesia yang sudah mampu mengikuti pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu Bahasa Indonesia mampu menjadi media perantara dunia luar dengan Bangsa Indonesia dalam proses memindahkan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam negeri  serta mampu menjadi bahasa pengantar ilmu pengetahuan.
Peran bahasa yang begitu besar, sehingga bahasa indonesia selain menjadi sarana komunikasi antar masyarakat indonesia di lembaga-lembaga formal termasuk lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai lembaga pendidikan tinggi. Oleh karena itu Bahasa Indonesia dikuasai oleh semua lapisan masyarakat untuk tetap menjaga, mengembangkan dan juga memasyarakatkan bahasa setiap saat.
Kesadaran tersebut dapat dilihat melalui usaha pemerintah yang terdapat dalam GBHN 1988 yang memberi keterangan kepeduliannya terhadap Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional dan lambang identitas bangsa.
Dalam GBHN (1988 : 153) yang dinyatakan bahwa : “Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia perlu terus ditingkatkan, serta penggunaannya secara baik, benar dan penuh kebanggaan perlu makin ditingkatkan sehingga menjadi bahasa komunikasi nasional dan ilmu pengetahuan yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa”.
Penegasan tersebut harus dilakukan dengan penuh kesadaran demi tercapainya penggunaan bahasa indonesia secara baik dan benar. Untuk itulah diharapkan semua unsur yang ada dilembaga pendidikan baik yang bersifat formal maupun non formal dapat menggunakan bahasa indonesia sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan.
Adapun penelitian yang dilakukan ini diarahkan pada siswa dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa. untuk bisa memahami materi tersebut maka setiap individu memiliki kemampuan dalam berbicara baik dan benar. Berbicara merupakan satu yang sangat penting baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang, karena berbicara merupakan penyampaian dan penanaman pikiran atau gagasan kepada orang lain.
Salah satu hal terpenting untuk bisa mengubah puisi tersebut, kemudian dilanjutkan dengan menyusun kalimat dengan baik dan benar. dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa dengan metode menghafal tidak perlu digunakan karena menghafal dan memahami merupakan hal yang berbeda. memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa merupakan materi yang sangat penting dalam pengajaran. Dalam arti bahwa pelajaran mengubah puisi kedalam bentuk prosa benar-benar berkaitan erat dalam pembelajaran. Dengan pengertian bahwa siswa tidak hanya belajar dengan teori-teori puisi, tetapi siswa juga dibawa dalam kehidupan nyata agar bisa terampil dan memahami puisi dengan baik dan benar.
Guru juga harus mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk mendorong keberhasilan belajar siswa. Pencapaian hasil ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Hal ini menuntut perubahan dalam penggunaan metode belajar, sikap, karakter guru dalam mengelola proses belajar mengajar agar dapat memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dikelas.
Alasan penulis mengangkat judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VI SDN Siniu Dalam Memprafrasekan Puisi Kedalam Bentuk Prosa Menggunakan Metode Demonstrasi”.
1)   Topik ini belum ada yang memilih
2)   Untuk mengetahui upaya-upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.

1.2       Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah terbatasnya kemampuan siswa Kelas VI SDN Siniu dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.

1.3       Pemecahan Masalah
Rendahnya kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa dapat diatasi dengan:
1)   Menanamkan pemikiran pada siswa bahwa mereka tidak harus membaca puisi saja, mereka harus mengetahui cara pengubahan puisi tersebut kedalam bentuk prosa.
2)   Memberikan motivasi pada siswa bahwa apa yang mereka lakukan itu sudah baik dan positif, namun perlu ditingkatkan.
3)   Guru menggunakan metode demonstrasi.

1.4       Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1   Tujuan penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa melalui metode demostrasi.
1.4.2   Manfaat Penelitian
Awalnya penelitian kelas ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a.    Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat termotivasi untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam mencari dan bervariasi dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran dikelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat dipecahkan.
b.   Bagi Siswa
Untuk melatih diri dalam meningkatkan pemahaman yang telah dialami secara bertahap dapat mengurangi kesalahan demi menuju kearah kesempurnaan.
c.    Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam rangka menentukan kebijakan, kebijakan guna memberikan pelaksanaan sistem pembelajaran yang lebih profesional
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khususnya bagi pembinaan dan pengembangan pendidikan dalam pembelajaran bahasa indonesia.

1.5       Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan masalah dalam penelitian ini, maka hipotesis penelitian ini adalah melalui metode demostrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.


1.6.  Tinjauan Pustaka
1.   Hakekat Puisi dan Prosa
Pada bagian ini di bahas tentang, (1) Pengertian (2) Puisi (3) Pengertian prosa. Bagian – bagian tersebut dibahas sebagai berikut :
2.    Pengertian Puisi
          Puisi merupakan salah satu jenis karya serta yang dilukiskan dalam bahasa yang singkat, padat dan indah. Untuk dapat menuliskan sebuah puisi yang baik, terlebih dahulu ditentukan tema yang akan di angkat menjadi sebuah puisi. Teguh Wibowo. Imam Taufik. Sugeng Budiarto. SukaAtmojo “Jakarta” (2005 :11). Tema dalam sebuah puisi merupakan bagian dari struktur batin dan merupakan pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair sebuah puisi maknanya akan semakin terasa apabila dibacakan dengan penuh penghayatan. Sebagai pembaca puisi harus benar-benar mendalami dan menjiwai puisi yang dibacakannya sehingga suasana dalam puisi tersebut dapat digambarkan pembaca dengan pembawaannya. Oleh karena itu perlu diperhatikan lafal, tekanan, dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi. Rohmadi Muhammad ( 2005 : 93).   
3.    Pengertian Prosa
    Dalam tradisi sastra melayu lama, prosa adalah seluruh hasil karya sastra lisan dan tulisan yang panjang baik yang berbentuk cerita ataupun bukan cerita, dengan bahasa melayu sebagai medium. Oleh sebab itu, prosa seringkali dipertentangkan dengan puisi. Namun demikian, ada pula bentuk prosa yang terpengaruh oleh puisi, yang disebut dengan prosa liris atau prosa puitis ( materi Mata Kuliah Pengantar Prosa dan fiksi, drama, 2000:1 ).  




1.7. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
1.8.      Setting Penelitian
          Penelitian ini dilaksanakan di SDN Siniu kelas VI dengan jumlah siswa 29 orang. Penulis sengaja mengambil setting penelitian di kelas VI karena tingkat kemampuan kelas tersebut tentang memprafrasekan puisi ke dalam bentuk prosa masih perlu bimbingan. Setelah diadakan penelitian awal ternyata pengetahuan siswa mengenai memprafrasekan puisi ke dalam bentuk prosa masih rendah.
1.9.      Faktor yang diselidiki
Untuk mampu menjawab semua permasalahan tersebut, maka ada beberapa faktor yang diselidiki. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
1.   Faktor Siswa
Melihat kenyataan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memprafrasekan puisi tersebut masih tergolong kurang, sehingga diperlukan suatu sistem pembelajaran yang tepat guna meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan siswa. Dalam hal ini penulis menyajikan suatu sistem yang dapat meningkatkan kemampuan siswa memakai metode demonstrasi untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sebelum siswa diberikan tugas, penulis sebagai pelaku dalam penelitian ini mendata siswa yang memiliki buku pegangan dan siswa yang memiliki kemampuan lebih dari siswa lainnya dan siswa inilah yang menjadi model dalam kerja kelompok atau perorangan. Pendataan ini bertujuan untuk penyelesaian tugas tersebut.
2.    Faktor Guru
Guru sebagai peneliti, sebelum memberikan tugas dalam bentuk kerja individu, semua tugas pembelajaran dikerjakan secara kelompok, namun hasilnya sangat jauh dari yang diharapkan. Disini penulis menggunakan satu sistem yaitu sistem latihan demonstrasi secara individu dengan bantuan guru untuk meningkatkan pemahaman tentang memprafrasekan puisi dengan metode demonstrasi.
3.    Faktor Sumber Pembelajaran
    Sumber pembelajaran atau referensi yang dimiliki oleh siswa keadaannya sangat kurang, sehingga penulis sebagai peneliti menempuh satu cara yaitu mendata siswa yang mempunyai pegangan yang dapat membantu dalam proses pembelajaran.

1.10.  Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari dua siklus. Dari siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang hendak dicapai. Untuk dapat mencermati yang dibuat siswa dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa. Serta persentase kebenaran siswa, maka diberikan tes diagnostik yang berfungsi sebagai evaluasi anak. Sedangkan evaluasi awal yang dilakukan untuk mengetahui tindakan yang dapat diberikan dalam rangka memperbaiki kesalahan yang dialami siswa.
Untuk memperbaiki kesalahan siswa dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa mampu membedakan dan menggunakan dengan latihan secara pemodelan yang dilaksanakan dalam kelas.
Dengan berpatokan pada penelitian awal tersebut, maka dapat dilaksanakan tindakan kelas ini dengan prosedur (1) perencanaan, (2) observasi, (3) pelaksanaan, (4) Refleksi.
1.   Perencanaan
Adapun yang dilaksanakan dalam perencanaan ini adalah:
1.   Pembuatan scenario pembelajaran dengan menggunakan berbagai pola latihan pemodelan yang berjenjang yaitu latihan dari hal-hal yang sederhana sampai ketingkat yang lebih sulit seterusnya.
2.   Membuat lembar observasi untuk melihat bagaiman kondisi belajar di kelas ketika latihan atau metode tersebut diaplikasikan.
3.   Membuat alat-alat pengajaran yang diperlukan dalam rangka mengoptimalkan kemampuan memprafrasekan puisi dalam bentuk prosa.
4.   Mendesain dua alat evaluasi untuk melihat:
a.    Apakah kesalahan siswa dalam menceritakan kembali cerpen yang telah dibaca dapat diminimalkan?
b.   Apakah siswa mampu membuat prosa dan diubah kedalam bentuk prosa?
2.    Pelaksanaan Tindakan
Setelah perencanaan dianggap matang, maka dilaksanakan scenario pembelajaran yang telah direncanakan pada siklus pertama, siswa sebagai obyek yang diteliti dibagikan lembar tes yang berisi butir-butir pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa sebagai tugas individu, namun ternyata hasilnya sangat jauh dari yang diharapkan. Melihat hasil yang telah dicapai oleh siswa, maka sebelum yang memiliki buku pegangan, yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam kerja kelompok.
3.   Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, serta melaksanakan evaluasi, yaitu observasi yang menggunakan skala interaksi dan bertujuan untuk mencerminkan interaksi guru dan siswa. Pelaksanaan observasi ini penulis menggunakan alat bantu berupa buku catatan yang digunakan untuk mencatat puisi yang diprafrasekan kedalam bentuk prosa.
Catatan-catatan ini digunakan untuk melaksanakan refleksi tentang kesan umum kelas dan suasananya. Disamping itu untuk perkembangan tugas sebagai guru. Berdasarkan catatan yang terdapat dalam lembar observasi ini dapat juga dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan langkah yang akan ditempuh pada siklus berikutnya.


4.    Refleksi
                Data yang diperoleh dalam tahap observasi   dikumpulkan serta dianalisis setelah siswa diberikan tugas secara individu maupun kelompok , aka hasil yang diperoleh adalah siswa  dapat tercapai. Setelah dilakukan pendataan siswa yang memiliki buku pegangan sehingga bukti pembelajaran yang diberikan sesuai dengan rencana pada akhir penelitian tindakan ini dapat dilaksanakan hanya dua siklus.
5.   Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi yaitu latihan-latihan dari kegiatan belajar yang perlu dilaksanakan secara insentif oleh para pemilih.
Latihan-latihan yang diberikan agar siswa memiliki keterampilan dari apa yang telah dipelajari, latihan tersebut digunakan untuk:
1.   Kecakapan motorik, seperti menulis, membuat alat-alat, menggunakan alat (mesin, permainan dan atletik)
2.   Kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, tanda-tanda (simbol) dan sebaliknya.
3.   Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, seperti penggunaan symbol dan sebagainya.
(Tim Didaktik Metodik Kurikulum Surabaya, 1984:49)
Sehubungan dengan materi memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa, metode ini sangat baik untuk memantapkan latihan siswa terhadap materi puisi dan pengetahuan yang diperoleh, pembiasan untuk berlatih akan menambah wawasan.
Metode ini adalah menerangkan, menceritakan, latihan pendahuluan, tugas tentang latihan, mengadakan koreksi, mengulang, mendiskusikan kesulitan-kesulitan dan melaksanakan perbaikan.





1.8.      HASIL DAN PEMBAHASAN

1.   Hasil Penelitian

Data yang diambil sebagai penelitian berupa:

a.    Data Hasil Observasi Kegiatan Guru yang Melakukan Proses Pembelajaran.

Data hasil observasi guru dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa dan SDN Siniu Kecamatan Siniu. Adapun komponen yang diamati berkaitan dengan pembahasan ini.

1.   Kegiatan Pembelajaran

-      Tujuan pembelajaran yang akan dicapai jelas.

-      Memanfaatkan berbagai tekhnik dan variasi pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa.

-      Berusaha menciptakan suasana belajar yang komunikatif dan menyenangkan

-      Mengorganisasikan langkah-langkah kegiatan dengan sistematis dan mengarah pada pencapaian tujuan.

-      Membentuk kelompok-kelompok siswa (learning community) secara heterogen.

-      Mendorong siswa untuk berfikir kritis.
-      Memberikan bimbingan kepada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan
-      Memberikan perhatian secara merata kepada setiap kelompok siswa
-      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ide gagasan.
2.   Metode
-      Menggunakan metode demontrasi
-      Metode sesuai dengan materi
-      Metode yang digunakan memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal
-      Penggunaan media yang sesuai
3.   Materi Pembelajaran
-      Sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan siswa
-      Menarik minat siswa
-      Memungkinkan siswa mempunyai peluang sebesar-besarnya untuk mengembangkan empat aspek keterampilan berbahasa
-      Bermakna bagi siswa.
4.   Tehnik Pembelajaran
-      Menciptakan suasa yang kondusif untuk belajar (menyenangkan)
-      Memudahkan siswa untuk mengingat kembali pengetahuan yang mereka miliki
-      Memberikan peluang bagi siswa untuk menunjukkan hasil kerja mereka
5.   Evaluasi
-      Evaluasi dilakukan dalam bentuk penilaian hasil dan penilaian proses
Berdasarkan seluruh komponen pengamatan tersebut akan menjadi patokan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan observasi langsung oleh peserta KKG yaitu Sahban, A.Ma.Pd (sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran) sebagai peserta yang meneliti guru yang mengajar di Kelas V SDN Siniu dengan kriteria penilaian:
5    = Sangat baik
4    = Baik
3    = Cukup
2    = Kurang
1    = Kurang Sekali
Adapun hasil observasi dari kegiatan guru yang melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama dan kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
Hasil observasi terhadap guru yang melakukan proses pembelajaran
Hari/Tanggal   : Selasa, 20 Desember 2010
Siklus               : I dan II
URAIAN
1
2
3
4
5
1.   Kegiatan Pembelajaran
1.1        Tujuan Pembelajaran
1.2        Memanfaatkan sebagai teknik dan variasi pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa
1.3        Berusaha menciptakan suasana yang komunikatif dan menyenangkan
1.4        Mengorganisasikan langkah-langkah kegiatan dengan sistematis dan mengarah pada pencapaian tujuan.
1.5        Membentuk kelompok-kelompok siswa (learning community) secara heterogen.
1.6        Memberi tugas kepada siswa/kelompok dengan petunjuk
1.7        Mendorong siswa untuk berfikir kritis
1.8        Memberikan perhatian secara merata kepada kelompok yang mengalami kesulitan
1.9        Memberikan penilaian secara merata kepada setiap kelompok siswa
1.10     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide/gagasan.
2.   Metode
2.1        Menggunakan metode yang bervariasi
2.2        Metode sesuai dengan materi
2.3        Metode yang digunakan memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal
2.4        Penggunaan media yang sesuai
3.   Materi Pembelajaran
3.1        Sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan siswa
3.2        Menarik minat siswa
3.3        Memungkinkan siswa aktif/berpartisipasi di dalam KBM
3.4        Memungkinkan siswa mempunyai peluang yang seluas-luasnya untuk mengembangkan empat aspek keterampilan bagi siswa
3.5        Bermakna bagi siswa
4.   Teknik Pembelajaran
4.1        Menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar (menyenangkan)
4.2        Memudahkan siswa untuk mengingat kembali pengetahuan yang mereka miliki
4.3        Memberikan peluang siswa untuk menunjukkan hasil kerja mereka
5.   Evaluasi
5.1        Evaluasi dilakukan dalam bentuk penilaian proses dan penilaian hasil












































































































Berdasarkan pada tabel diatas dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus kedua SDN Siniu Kecamatan Siniu. Hal ini bisa dikatakan dari komponen-komponen yang diamati tidak satu pun dinilai sangat kurang, dan kurang, bernilai cukup sebanyak satu dengan persentase perolehan 4.3% yang bernilai baik sebelas dengan persentase perolehan 47.8% dan bernilai sangat baik sebanyak sebelas dengan persentase perolehan 47.8%.
Dengan melihat komponen-komponen guru dalam melakukan proses pembelajaran diatas mengalami peningkatan pada penilaian sangat baik seperti metode pengajaran dan jenis tindakan, dan hasil pembelajaran siswa melalui hasil tes evaluasi siklus kedua dapat ditingkatkan.




a.    Data Observasi Kegiatan Siswa
Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kegiatan observasi meliputi kesungguhan mengerjakan tugas kemauan berpartisipasi dan mengerjakan tugas kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel observasi di bawah ini.
Lembar observasi
No.
Nama
L/p
Aspek Penilaian
Kategori
Kesungguhan
Kemauan
Mengerjakan
Berhasil
Kurang Berhasil
Mengerjakan Tugas
berpartisipasi
Tugas kelompok
1
Risman
L
-
-
2
Mirdan
L
-
-
3
Sucianur
P
-
4
Mahmud
L
-
-
5
Feni
P
-
6
Inem
P
-
-
7
Novila
P
-
8
Multazam
L
-
9
Arman
L
-
-
-
10
Akwan
L
-
-
-
11
Wining
P
-
-
12
Magfirli
L
-
-
13
Andri
L
-
14
Ari rahmansyah
L
15
Doni
L
-
-
16
Eva safitri
P
-
-
-
17
Fadel muhammad
L
-
18
Hijar
P
-
19
Lilies nur indah sari
P
-
-
20
Moh. Adha
L
-
-
21
Muhlizar
L
-
-
22
Nurtin
P
-
23
Muazan
L
-
24
Ulwiyah
P
-
25
Anggun Melati
P
-
-
26
Agus Salim
L
-
-
27
Riski Safitri
P
-
28
Nila Safitri
P
-
-
29
Lusiana
P
-

1.   Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tindakan pada Siklus Pertama
Tabel. Hasil Kemampuan Siswa Memprafrasekan Puisi ke dalam bentuk Prosa




No.
Nama
L/P
Jumlah Soal
Skor Perolehan
Nilai
Ketuntasan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
Risman

1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
16

8
T
2
Mirdan

0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
10
5

TT
3
Sucianur

0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
10
5


TT
4
Mahmud

1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
12
6

T
5
Feni

1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
9
5

TT

6
Inem

1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
11

6
T
7
Novila

1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
14

7
T
8
Multazam

0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
9

5

TT
9
Arman

1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
16

8
T
10
Akwan

1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
12

6
T
11
Wining

0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
10

5

TT
12
Magfirli

1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
11

6
T
13
Andri

1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
12

6
T
14
Ari rahmansyah

1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0

10
5

TT
15
Doni

1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
14

6
T
16
Eva safitri

1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
14

6
T
17
Fadel muhammad

1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
12

6
T
18
Hijar

1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
9

5

TT
19
Lilies nur indah sari

1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
16
8
T
20
Moh. Adha

1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
10

5

TT
21
Muhlizar

0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
13

6
T
22
Nurtin

0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
12

6
T
23
Muazan

1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
14

7
T
24
Ulwiyah

1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
9

5

25
Anggun Melati

1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
9

5
TT
26
Agus Salim

1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
12

8
T
27
Riski Safitri

1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
14

7
T
28
Nila Safitri

1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
14

7
T
29
Lusiana

1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
14

7
T

Keterangan:
T         : Tuntas 19 orang
TT      : tidak tuntas 10 orang



Dari tabel di atas dapat dilihat kemampuan siswa dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa rata-rata tingkat kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu digunakan rumus :
           Mean (M)   = ƩFX  
                                  N

           Hasil perolehan nilai siswa pada evaluasi siklus I dalam penelitian ini adalah nilai 5 sampai 8 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :


No
Nilai
Frekkuensi
F.X
Keterangan
1.    
2.    
3.    
4.    
50
60
70
80
10
8
8
3

50
48
56
24


Jumlah
29
178


Rumus Mean (M)  = ƩFX  
                                  N
                             = 178
                                  29
                             = 6,1
           Berdasarkan data pada tabel diatas diperoleh gambaran tentang nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah nilai 80 diraih 3 orang siswa sedangkan nilai terendah 50 diperoleh 10 orang siswa.
           Bila diuraikan berdasarkan peringkat, maka dapat diraih nilai siswa sebagai berikut :
           Peringkat I      Nilai 80     = 3  Orang        
           Peringkat II     Nilai 70     = 8  Orang
           Peringkat III    Nilai 60     = 8  Orang
          Peringkat IV          Nilai 50       = 10 Orang



Perolehan nilai rata-rata siswa 6,1. Nilai tersebut telah membuktikan bahwa siswa kelas VI SDN Siniu belum bisa dikatakan mampu memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.
           Pada tabel berikut dilihat persentase yang bervariasi mengenai kemampuan siswa.

Tabel presentase nilai rata-rata siswa      
No
Nilai
Frekkuensi
F.X
Keterangan
1.    
2.    
3.    
4.    
50
60
70
80
10
8
8
3

27,8 %
27,5 %
27,5 %
10,3 %


Jumlah
29
100 %


           Taraf penguasaan siswa terhadap materi pelajaran memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa adalah siswa yang memiliki nilai 6 ke atas atau siswa yang telah berhasil.
= 19   x 100 % = 65,5 %
   29

           Pada tabel di atas, dapat dilihat gambaran perolehan nilai siswa persentase terendah 10,3 % pada nilai 80 dengan frekuensi 3 orang dan perolehan tertinggi 27,8 % pada nilai 50 sebanyak 10 orang siswa.
1.   Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua
Berdasarkan hasil tes siklus pertama (1) menunjukkan siswa dalam menggunakan kata bersinonim dikategorikan berhasil dengan perolehan nilai rata-rata 6,1, namun perlu ditingkatkan lagi agar lebih baik. Maka guru melaksanakan proses belajar mengajar tetap menerapkan metode demonstrasi pada siklus kedua untuk meningkatkan kemampuan siswa SDN Siniu kelas VI mengubah puisi kedalam bentuk prosa . setelah selesai mengajar, guru memberikan tes untuk mengetahui apakah kemampuan siswa memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa sudah meningkat.
Tabel. Hasil tes kemampuan siswa memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa siklus kedua





Keterangan :
T        = Tuntas               : 26 Orang
TT      = Tidak Tuntas     : 3 Orang
          Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kemampuan siswa dalam memprafrasekan puisi ke dalam bentuk prosa. Untuk mengetahui rata-rata tingkat kemampuan yang telah diuraikan sebelumnya.
          Hasil perolehan pada siklus II adalah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Pencapaian nilai rata-rata siswa kelas VI SDN Siniu                           dalam memprafrasekan puisi ke dalam bentuk prosa .
No
Nilai
Frekkuensi
F.X
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
60
70
80
90
100
2
4
10
9
4
12
28
80
81
40

Jumlah
29
241


Rumus Mean (M)  = ƩFX  
                                  N
                             = 241
                                  29
                             = 8,3
           Berdasarkan data pada tabel di atas diperoleh gambaran tentang nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah nilai 10 diraih oleh 4 orang siswa sedangkan nilai terendah nilai 60 diraih 2 orang siswa.
           Peringkat I      Nilai 10     = 4  Orang        
           Peringkat II     Nilai 90     = 9  Orang
           Peringkat III    Nilai 80     = 10 Orang
           Peringkat IV   Nilai 70     = 9 Orang
           Peringkat V    Nilai 60     = 2 Orang
           Perolehan nilai rata-rata siswa adalah 8,3. Nilai ini telah membuktikan bahwa siswa kelas VI SDN Siniu mampu memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
           Dengan bervariasinya pencapaian nilai siswa, sesuai data pada tabel berikut dapat dipresentasikan seperti pada tabel berikut :

Tabel. Presentase perolehan nilai rata-rata siswa kelas VI SDN Siniu dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa

No
Nilai
Frekkuensi
F.X
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
60
70
80
90
100
2
4
10
9
4
6,8 %
13,7 %
34,4 %
31,0 %
13,7 %

Jumlah
29



Pada tabel di atas, dapat diperoleh gambaran persentase perolehan nilai siswa. Presentase terendah 6,8 % pada nilai 60 dengan frekuensi 2 orang dan persentase tertinggi 34,4 % terlihat pada nilai 80 diraih oleh 10 orang.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas VI SDN Siniu telah menguasai materi yang terlihat dari rata-rata kelas dari 6,1 menjadi 8,3.
Taraf penguasaan materi memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa =  19   x 100 % = 65,5 %
             29
sesudah diadakan tindakan kelas siklus II :  27   x 100 % = 77 %
                                                                      35
           Jadi taraf penguasaan siswa terhadap materi pelajaran disajikan naik sekitar 10 % nilai daya serap mula-mula yaitu 65 % menjadi 77 % sehingga dapat penulis katakan metode latihan benar-benar dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pelajaran memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa.
    
a.    Pembahasan Hasil Pelaksanaan Tindakan Pertama dan Kedua
Setelah melihat total nilai rata-rata dan persentase hasil evaluasi pembelajaran memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa pada siklus pertama diperoleh gambaran bahwa siswa kelas VI SDN Siniu berhasil, karena nilai rata-rata siswa pada siklus pertama yaitu 6,1 dengan persentase perolehan 65 % namun perlu lebih ditingkatkan.
Pada tindakan kedua berdasarkan data dan evaluasi siswa perolehan nilai rata-rata 8,3 % termasuk dalam kategori berhasil. Persentase keberhasilan mencapai 77 %. Dengan demikian kemampuan siswa kelas VI SDN Siniu dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa dapat ditingkatkan.
  
b.   Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Siswa Dalam Pembelajaran
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan siswa kelas VI SDN Siniu maka para pengamat melakukan observasi siswa dan guru yang mengajar. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa. Oleh karena itu peneliti akan memaparkannya secara rinci.
A.   Faktor Guru
Berdasarkan hasil observasi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam kelas adalah :
1.   Metode
Guru dalam memberikan materi terlalu banyak menggunakan metode ceramah, guru juga memberikan tugas sendiri dan hasilnya sangat mengecewakan. Faktor penyebabnya adalah kurangnya waktu yang tersedia, sehingga sulit bagi guru untuk memberikan tugas yang bervariasi, lagi pula buku pegangan guru sangat terbatas.
2.   Faktor Sumber Belajar
Selain faktor siswa dan guru, hal yang paling menentukan pula adalah faktor sumber pelajaran, khususnya buku pegangan siswa merupakan kendala yang cukup besar, sedangkan buku pegangan guru sangatlah terbatas untuk dibagikan kepada siswa, demikian pada buku-buku di perpustakaan yang dapat menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar, khususnya pada materi pengajaran memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa, hal itu pula yang juga merupakan kendala adalah kurangnya kemampuan daya beli siswa.
B.    Faktor Siswa
Siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap materi yang diajarkan. Disamping kemampuan yang berbeda, kurangnya perhatian siswa saat guru memberikan penjelasan materi yang diajarkan. Kurangnya minat belajar terhadap pelajaran Bahasa Indonesia dan kurangnya wawasan dan karakteristik penulisan siswa terhadap memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa. Selain hal-hal di atas, siswa lebih banyak mendengar apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa nampak pasif dan siswa sangat sulit memprafrasekan puisi kedalam bentuk prosa. Kenyataan ini dapat dilihat berdasarkan hasil yang dicapai.



DAFTAR PUSTAKA



Adhiah, 1988. Evaluasi Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia.   Jakarta : P2LPLK
Ardiana, Leo Indra, dkk – 2002. Penelitian Tindakan Kelas E.25 Jakarta : Depdiknas
Jatin Anwar, 1996, Pembelajaran Efektif. Jakarta : Grasindo
Purwanto, Ngalim 1990. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.