Nim : 05 3121 0006
Judul : Dampak Kelulusan Siswa Terhadap Motivasi
Belajar di Madrasah Aliyah Alkhairaat Siniu Kecamatan Siniu Kabupaten Parigi
Moutong.
A.
Latar
Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi mengubah seluruh tatanan kehidupan manusia secara drastis,
karenanya perubahan masyarakat sesuatu yang alami sifatnya sebagai suatu bagian
dari proses dan dinamika perkembangan masyarakat. Salah satu implikasinya
adalah sejumlah manfaat praktis ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat
memberikan kemudahan dalam kehidupan, namun pada saat yang bersamaan tantangan
global juga semakin kompleks. Peradaban global ini mau tidak mau akan membawa
manusia kepada kompetisi. Di abad kompetisi akan berlaku hukum kompetitif yang
pernah diungkapkan Darwin The Survival of
the Fittest. Intinya adalah terjadinya pertarungan keunggulan, secara alami
akan terjadi seleksi alam siapa yang unggullah yang akan bertahan hidup[1].
|
Dalam kehidupan suatu
bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Pendidikan
sebagai suatu sistem memunculkan suatu fenomena bahwa perencanaan, pelaksanaan
dan pembinaan pendidikan sangat kompleks dan banyak faktor yang terlibat di
dalamnya. Dengan demikian, sistem pendidikan nasional adalah wahana untuk
mencapai cita-cita tujuan nasional. Sedangkan sistem pendidikan nasional
dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta, dalam arti
terbuka bagi segenap bangsa Indonesia, lebih-lebih dengan diberlakukannya wajib
belajar pendidikan dasar sembilan tahun (wajar
dikdas) bagi bangsa Indonesia usia 7-15 tahun. Menyeluruh, dalam arti
mencakup semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Sedangkan terpadu, dalam
arti adanya saling keterkaitan antara pendidikan nasional dengan seluruh
kegiatan dalam kerangka pembangunan nasional[2].
Proses belajar mengajar
mempunyai tujuan akhir, yaitun tujuan akhir nasional. Peningkatan mutu
pendidikan adalah tuntutan yang harus dilaksanakan. Memang telah dirasakan dan
berbagai pakar atau ahli telah menyatakan bahwa mutu pendidikan kita telah
merosot. Hal ini, dibuktikan antara lain output pendidikan kita tidak memiliki
daya saing. Keharusan peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat:
1. Perkembangan masyarakat sebagai akibat dari
perkembangan iptek, telah menjadikan banyak kebutuhan masyarakat.
2. Perkembangan pendidikan, yakni sistem pendidikan yang
dianggap tidak memenuhi keinginan masyarakat yang serba kompleks.
3. Adanya berbagai paradigma baru, yang merupakan refleks
dari reformasi, yang membutuhkan perubahan dan perbaikan di segala bidang.[3]
Dalam hal ini Mario D.
Fantini mengemukakan:
“Berbagai implikasi dari kecenderungan abad ke-21
terhadap dunia pendidikan yang meliputi aspek kurikulum, manajemen pendidikan,
tenaga kependidikan, strategi dan model pendidikan. Dalam kaitan ini pendidikan
dituntut harus mampu menghadapi tantangan kecenderungan itu tanpa kehilangan
nilai kepribadian dan budaya bangsa”.[4]
Untuk itu, dalam memajukan
sumber daya manusia sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran yang dapat menyentuh permasalahan tersebut.
Oleh karena itu, proses
pendidikan harus dilaksanakan secara terencana, terarah dan terpadu. Sehingga
menciptakan output pendidikan yang diharapkan, yakni keluaran yang berhasil
guna dan berdaya guna. Sebagaimana dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal
3:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.[5]
Salah satu indikasi
terjadinya peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari adanya
peningkatan prestasi akademik/hasil belajar siswa secara keseluruhan, mulai
dari jenjang pendidikan dasar, menengah sampai pendidikan tinggi.[6]
Hal ini menunjukkan, bahwa tingkat pencapaian kelulusan siswa secara tidak
langsung akan memberikan gambaran kualitas pendidikan yang ada di setiap
sekolah.
Olehnya, bila terdapat
kelemahan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar di sekolah, pihak
sekolah dan guru akan termotivsi untuk meningkatkan pelayanan pendidikan kepada
anak didiknya.
Dalam proses belajar
mengajar, peran guru sangat penting untuk mendorong, membimbing, mendidik dan
memfasilitasi siswanya belajar mencapai tujuan pendidikan, bertanggung jawab
untuk melihat segala sesuatu dalam pembelajaran untuk membantu proses
perkembangan siswanya.
Untuk itu, sebagai penentu
keberhasilan dalam proses pembelajaran diharapkan mampu memotivasi siswanya.
Hal ini dilakukan karena motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran.
Sehingga, makin tepat motivasi diberikan maka siswa tersebut makin berhasil
dalam proses pembelajaran. Karena, keberhasilan dalam belajar yang dicapai oleh
siswa atau mereka yang belajar merupakan syarat yang penting dan menentukan
bagi tercapainya pendidikan yang bermutu.
Seperti yang dikemukakan Ali
Ashraf:
“Pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan
yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui latihan semangat,
intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaan ras tubuh. Karena itu, pendidikan seharusnya
memberikan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya secara
spiritual, intelektual, imajinatif, fiskal, ilmiah, linguistik, baik secara
individual maupun secara kolektif disamping motivasi semua aspek tersebut
kearah kebaikan dan kesempurnaan”.[7]
Dalam hal ini, peran
pendidikan yang berkualitas sangat besar dalam menjawab sekaligus menjamin
keberhasilan untuk menghadapi tantangan demi tercapainya kemajuan. Namun
demikian, permasalahan yang mendasar adalah lulusan pendidikan masih sangat
memprihatinkan.
Kenyataan menunjukkan bahwa
tingkat kelulusan siswa semakin rendah. Hal ini disebabkan, karena tidak
maksimalnya para siswa dalam mencapai standar nilai kelulusan yang telah
ditetapkan pemerintah.
Sebagaimana dijelaskan dalam
UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu tentang kelulusan pasal 72 ayat 1
bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran,
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan,
c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
d. Lulus ujian nasional.[8]
Berdasarkan
penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merasa
perlu untuk mengangkat ke dalam sebuah karya ilmiah yang nantinya akan menjadi
kontribusi dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Siniu, sehingga akan menghasilkan lulusan
sebagaimana yang diharapkan.
B.
Rumusan dan
Batasan Masalah
Kajian dan studi yang
penulis kemukakan dalam skripsi ini adalah : “Dampak hasil
kelulusan terrhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah
Alkahiraat Siniu Kecamatan Siniu Kabupaten Parigi Moutong”.
Permasalahan tersebut akan
dikaji secara mendalam dan sistematis yang difokuskan pada kelulusan terhadap
motivasi belajar. Untuk itu perlu perumusan masalah yang relevan dengan
kenyataan yang ada. Berdasarkan fenomena tersebutlah, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan kelulusan
siswa di Madrasah Aliyah Alkhairaat Siniu?
2. Bagaimana dampak hasil kelulusan terhadap motivasi
belajar siswa di Madrasah Aliyah Alkhairaat Siniu?
C.
Pengertian
Judul
Untuk memberi gambaran yang
jelas tentang judul skripsi ini, yaitu “Dampak Hasil
kelulusan Terhadap Motivasi Belajarsiswa
di Madrasah Aliyah Alkahiraat Siniu Kecamatan Siniu
Kabupaten Parigi Moutong”, untuk itu penulis dapat uraikan maksud judul
tersebut.
Dampak, yakni pengaruh
yang kuat yang menimbulkan akibat.[9]
Ini dimaksudkan, untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu proses.Hasil kelulusan
yakni tingkat pencapaian yang diperoleh dalam proses pembelajara.Siswa murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan
menengah, pelajar SMA).[10]
Motivasi, yakni dorongan kerja yang
timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan.[11]
Dengan kata lain, motivasi merupakan proses psikologis yang terjadi pada diri
seseorang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan persepsi dan
sebagainya. Belajar, yakni
mempelajari sesuatu secara keseluruhan. Manusia tidak hanya belajar melalui
intelektual dan emosinya saja, melainkan potensi jasmaniah yang telah
ditentukan.[12]
Berdasarkan dari beberapa
pengertian di atas, maka penulis dapat uraikan variabel judul yang dimaksudkan
yaitu aktifitas yang mengakibatkan hasil belajar siswa, baik secara intelektual
maupun emosional yang mencerminkan sikap, kebutuhan dan persepsi bertujuan untuk
tercapainya tujuan pendidikan.
D.
Tinjauan
Pustaka
Aktifitas siswa dalam
belajar tidak lepas dari kinerja guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Aktifitas tersebut, merupakan refleks dari proses pembelajaran yang
dikembangkan guru. Karena, dalam pembelajaran selalu terjadi interaksi
eduaktif antara guru dan siswa.
Keberhasilan dalam proses
belajar merupakan syarat penting dalam menentukan tercapainya pendidikan
bermutu. Namun harus diingat juga, meskipun tujuan pembelajaran itu dirumuskan
secara jelas dan baik, belum tentu hasil pengajaran yang diperoleh siswa
optimal. Dalam hal ini, Dwi Nugroho Hidayanto menjelaskan:
“Fenomena rendahnya mutu pembelajaran disebabkan oleh
sikap spekulatif dan intuitif guru dalam memilih metode dan strategi pembelajaran”.[13]
Hal ini menunjukkan, bahwa
usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan bukanlah permasalahan yang
sederhana, tetapi merupakan permasalahan yang kompleks dan saling berkaitan
dengan kualitas dengan kualitas pembelajaran serta mutu guru.
Dalam hal ini, guru sebagai
penentu keberhasilan dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu memberi
contoh teladan yang baik bagi siswanya. Tidak hanya itu, guru juga perlu
membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang
dikemukakan Sardiman A.M:
“Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha
dalam pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik pula. Dengan adanya usaha yang tekun dan terutama disadari adanya motivasi
maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas
motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya”.[14]
E.
Tujuan dan
Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran sejauh mana dampak hasil kelulusan terhadap motivasi belajar siswa di
Madrasah Aliyah Alkhairaat Siniu, yakni tentang peran guru dalam meningkatkan
kelulusan siswa dan dampak hasil kelulusan terahadap motivasi belajar siswa
yang difokuskan di Madrasah Aliyah Alkhairaat Siniu.
2. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan :
a.
Sebagai salah
satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap penyelenggaraan
ujian.
b.
Menambah wawasan
keilmuan bagi penulis dan sebagai masukan untuk mengadakan penelitian serupa di
tempat yang berbeda.
c.
Untuk mengetahui
secara teoritis dan operasional akan pengaruh standar nilai terhadap
keberhasilan siswa.
d.
Sebagai bahan
masukan oleh pihak sekolah dan guru untuk meningkatkan kinerja dalam proses
belajar mengajar.
e.
Mengembangkan
ide dan pemikiran ke depan serta memotivasi untuk belajar dan terus belajar
dalam bidang penelitian tentang pendidikan.
F.
Garis-garis
Besar Isi
Dalam skripsi ini terdiri
dari lima bab yang masing-masingn bab memiliki
pembahasan tersendiri, namun sangat berkaitan antara satu dengan yang
lainnya.
Pada bab pertama, merupakan
kerangka yang akan dijadikan sebagai pedoman pembahasan, dimana pada bab pertama
inilah terdapat permasalahan yang sangat mendasar yang akan dikaji secara
terperinci dan mendalam dalam pembahasan berikutnya.
Pada bab kedua, merupakan
tinjauan pustaka penulis akan mengemukakan konsep dasar tentang motivasi dan
kelulusan, indikator hasil kelulusan belajar siswa, dampak hasil kelulusan
terhadap motivasi belajar siswa. Dalam hal ini, hasil kelulusan mempengaruhi
dalam motivasi belajar.
Pada bab ketiga, yakni
metode penelitian penulis akan membahas langkah-langkah yang digunakan dalam
mengumpulkan sejumlah data yang diperoleh di lokasi penelitian yakni pengaruh
standar nilai terhadap motivasi belajar dan kelulusan siswa, yang difokuskan di
MA Alkhairaat Siniu Kecamatan Siniu.
Pada bab keempat, akan
dijelaskan tentang hasil penelitian yaitu tentang keadaan yang sebenarnya
terjadi di lokasi penelitian, dalam hal ini MA Alkhairaat Siniu Kecamatan
Siniu.
Pada bab kelima atau bab
terakhir, penulis akan menyimpulkan keseluruhan skripsi ini serta saran-saran
yang merupakan kontribusi (MA Alkhairaat Siniu) untuk meningkatkan kualitas
guru-guru dan peserta didiknya secara keseluruhan.
[1] H. Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional di Indonesia, (ed. 1 cet. 1, Jakarta; Kencana, 2004), h. 212-213.
[2] Dinn Wahyudin, Supriadi,
Ishak Abduhak, Pengantar Pendidikan,
(ed. 1 cet. 19, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1, 32.
[3] H. Tjatjo Thaha, 350 Tanya Jawab Teknologi Instruksional,
(Cet. 1, Perc. Selatan Jaya, Makasar; UNTAD Press, 2002), h. 217.
[4] Asep Hery Hermawan, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran,
(ed. 1, cet. 9, Jakarta; Universitas Terbuka, 2008), h. 6.7
[5] Tim Putaka Merah Putih, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasionalm
Guru dan Dosen, (cet. 1, Yogyakarta; Pustaka Merah Putih, 2007), h. 11.
[6] H. Syarifuddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan
Keragaman Individu Siswa dalam KBK, (cet. 1, Jakarta; Quantum Teaching,
2005), h. 2.
[7] Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis Majid
Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (cet. II, ed. Revisi, Jakarta;
Quantum Teaching, 2005), h. 151.
[8] Standar Nasional
Pendidikan, PP RI No. 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, (cet. 3, Jakarta; Lekdis, 2005), h. 54.
[10] Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (ed. 1, Jakarta; Balai Pustaka, 1990), h. 805.
[12] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, Bahan Dasar Latihan
Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama SLTP dan SLTA, (cet. 1,
Jakarta; Dirjen Bimbaga Islam, 1989), h. 4
[14] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
(ed. 1, cet. 10, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2003). h. 85-86.
No comments:
Post a Comment