PROPOSAL PTK
MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR
SISWA
KELAS I SDN SINIU MELALUI PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
( Penelitian Tindakan Kelas di
SDN Siniu Kec. Siniu)
DISUSUN OLEH :
MIDAR, A.Ma
KELOMPOK KERJA GURU
MASISINTOTO
2011
1. Latar Belakang Masalah
Kualitas
kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan
sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan
demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional (Nurhadi dkk., 2004:1). Dalam konteks
pembaruan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaruan
kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran.
Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil
pendidikan.secara mikro,harus ditemukan model pembelajaran yang efektif di
kelas yang lebih dapat memberdayakan potensi siswa. Ketiga hal itulah yang saat
ini menjadi fokus pembaruan pendidikan di Indonesia.berkenaan dengan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini kiranya menarik untuk di simak (1) apakah
anda mengenal dengan baik siswa anda ? (2) apakah di kelas anda ada siswa yang
bisa menciptakan seni visual yang indah? (3) apakah di kelas anda ada siswa
yang paling cerdas dan siswa yang sangat tidak cerdas? Pertanyaan-pertanyaan
tersebut memang sulit untuk terjawab karena setiap siswa memiliki keunikan dan
kecerdasan mereka berkembang dalam bentuk yang berbeda-beda. Setiap siswa
memang unik dan secara individual menawarkan kontribusi yang berharga bagi
kebudayaan manusia (Campbell dan Dickinson,2006:1). Sebagai seorang guru, kita
diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang siswa di kelas kita.
Dengan demikian, tugas seorang gurulah mengarahkan siswa ke arah perkembangan
yang optimal.
Bertitik tolak dari penyebab rendahnya mutu
pendidikan tersebut, maka mencari model pembelajaran yang lebih menarik dan sistematik diyakini
merupakan solusi yang tepat. Dalam hal pembelajaran , maka model pembelajaran
Portofolio dapat dijadikan alternatif. Karena model pembelajaran ini lebih
menekankan keaktifan siswa serta bersifat kontekstual sehingga akan lebih
menarik minat siswa dalam belajar dan lebih mudah memahami konsep-konsep pembelajaran.
Model pembelajaran Portofolio berangkat dari pengajuan suatu masalah yang
ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari untuk didiskusikan secara
bersama-sama. Dalam hal ini setiap siswa ditugaskan untuk mencari permasalahan
(sesuai pokok bahasan atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai) dalam kehidupan
sehari-hari untuk selanjutnya dipilih
beberapa permasalahan yang paling menarik untuk di bahas. Pemilihan
permasalahan tersebut dilakukan oleh siswa sendiri secara Demokratis, dan guru
bertindak sebagai fasilitator atau pengarah. Oleh karena itu penerapan model
pembelajaran Portofolio, di samping lebih menarik juga dapat dijadikan sarana
untuk menanamkan nilai-nilai Demokratis pada diri siswa.
2. Rumusan Masalah
Masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah
motivasi belajar siswa kelas I SDN Siniu meningkat, jika diterapkan model
pembelajaran Portofolio?
Bagaimanakah
tingkat pemahaman siswa
kelas I SDN Siniu,
jika diterapkan model pembelajaran Portofolio?
3. Tujuan Penelitian
Sejalan
dengan rumusan masalah tersebut, Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
penerapan model pembelajaran Portofolio dapat meningkatkan motivasi
belajar dan pemahaman siswa kelas I SDN
Siniu secara benar. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan memberikan
bekal pengetahuan kepada siswa agar mudah dan menyenangkan dalam proses belajar
mengajar sehingga hasil belajar siswa kelas I SDN Siniu meningkat.
4. TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pembelajaran Portofolio
Menurut Budiono (2001) model pembelajaran
Portofolio merupakan satu bentuk dari praktik belajar siswa, yaitu suatu
inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami
teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Pembelajaran
Portofolio menurut Budimansyah (2002) dilandasi oleh beberapa pemikiran, yaitu
:
1.
Empat pilar pendidikan, yaitu Learning to do, learning to know, learning
to be dan learning to live together.
2.
Pandangan
konstruksivisme, yaitu sebuah pandangan yang menganggap peserta didik mulai
dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan
tentang peristiwa yang terjadi disekelilingnya, meskipun pengetahuan itu sering
kali naif dan miskonsepsi.
3.
Pengajaran
Demokrasi atau Democratic Teaching, yaitu
suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui
proses pembelajaran, atau suatu proses pembelajaran yang dilandasi oleh
nilai-nilai demokratis.
Pada bagian lain, Budimansyah (2002) menjelaskan
bahwa pembelajaran yang berbasis Portofolio mengacu pada empat prinsip dasar
pembelajaran, yaitu:
1.
Prinsip belajar
siswa aktif (Student active learning).
2.
Belajar
kelompok (Cooperative learning).
3.
Pembelajaran
partisipatorik (Participation Learning)
4. Mengajar yang reaktif (reactive learning).
B. Langkah-langkah Pembelajaran Portofolio
Pembelajaran Portofolio dilaksanakan melalui
beberapa langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi
Masalah
Pada tahap identifikasi masalah, guru
membagi siswa dalam kelas dalam beberapa kelompok kecil (4 – 5 orang).
Selanjutnya setiap kelompok diberi tugas mencari masalah-masalah (sesuai pokok
bahasan atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai) yang terjadi di sekeliling
siswa dan berhubungan dengan topik yang akan di bahas. Untuk keperluan
kelancaran dan terarahnya tugas ini, guru membuat format identifikasi masalah.
Selanjutnya kelompok kecil tersebut dimintakan untuk mendiskusikan
masalah-masalah yang didapat guna menentukan atau memilih masalah mana yang
akan diajukan untuk dijadikan diskusi pada tingkat kelas.
2. Memilih
Masalah untuk Kajian Kelas
Pada tahap memilih masalah untuk kajian kelas,
masing-masing kelompok dimintakan untuk menempel masalah yang telah dipilih
untuk diajukan sebagai kajian kelas. Selanjutnya siswa dimintakan untuk memilih
masalah (sesuai pokok bahasan atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai) yang
paling menarik untuk dijadikan kajian kelas. Pemilihan masalah kajian kelas
dilakukan secara demokratis dan rasional.
3.
Mengumpulkan
Informasi tentang Masalah
yang Menjadi Kajian Kelas
Pada langkah ini, siswa dimintakan mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin hal-hal yang berhubungan dengan topik yang menjadi
kajian kelas. Dengan demikian siswa telah berusaha untuk memahami permasalahan
dengan cara mandiri. Tugas guru pada tahap ini adalah memberikan arahan agar
hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman konsep tidak salah atau agar tidak
terjadi salah konsep.
4. Penyajian
Portofolio
Pada langkah ini masing-masing kelompok dimintakan
untuk menyajikan informasi yang telah berhasil dikumpulkan yang berhubungan
dengan topik kajian kelas secara lisan dan bergantian dihadapan
kelompok lain dan guru.
Kelompok pendengar dimintakan untuk memberikan
komentar atau masukan atas informasi yang telah disampaikan tersebut.
Selanjutnya, setelah selesai penyajian secara lisan, kelompok penyaji diminta
menulis ulang informasi yang telah disampaikan dengan beberapa penyempurnaan.
Setelah mendapat koreksi atau perbaikan secukupnya dari guru, karya portofolio
tersebut ditempel pada papan portofolio kelas.
5. Penilaian
Pada tahap ini masing-masing siswa dimintakan
untuk memberikan penilaian atas Portofolio yang ditempel. Agar penilaian siswa
tidak menyimpang jauh, guru membuat panduan atau format penilaian. Selanjutnya
guru mengumumkan hasil penilaian yang telah dilakukan siswa, dengan maksud agar
siswa lebih termotivasi lagi.
C.
Motivasi Belajar
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, Heinz
Kock (1981) membedakan motivasi menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang terdapat dalam perbuatan belajar itu sendiri. Dorongan untuk
melakukan kegiatan timbul dari dalam diri siswa, dan bukan disebabkan oleh
faktor yang berasal dari luar. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar. Kegiatan belajar yang
dilakukan didorong oleh faktor-faktor yang ada di luar siswa. Pada bagian lain Skinner (1974) berpendapat bahwa
kegiatan belajar akan mencapai hasil yang paling efektif, jika melibatkan
kegiatan mental secara maksimal. Kegiatan
mental secara maksimal
tercapai, jika terdapat motivasi. Travers
sebagaimana dikutif Muhyadi (1987) berpendapat bahwa kegiatan belajar tidak
akan pernah terjadi, jika tidak ada motivasi. Oleh karena itu, motivasi
merupakan titik awal pada urutan terjadinya belajar. Berdasarkan beberapa
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sangat memegang
peranan dalam meningkatkan hasil belajar.
D. Konsep
Konsep menurut Garry dan Kingsley (1980) adalah
pengertian yang telah diperoleh dari hasil generalisasi dan abstraksi tentang
berbagai aspek pengalaman. Moh. Amin (1984), mengatakan konsep adalah ide atau
gagasan yang digeneralisasikan dari pengalaman-pengalaman tertentu yang
relevan. Selanjutnya Gagne (1982) mengatakan bahwa pada prinsipnya konsep dapat
dijabarkan: (1) hasil rumusan proses mental; (2) dalam mempelajari konsep
diperlukan pemilihan obyek; dan (3) dalam penampilannya konsep dapat
ditempatkan pada bagian struktur yang sebenarnya. Dari
berbagai pendapat di atas, diperoleh gambaran bahwa dalam belajar konsep
diperlukan pengamatan untuk memperoleh fakta dan proses mental atau abstraksi
untuk merumuskan konsep.
5. Manfaat
Penelitian
1. Bagi
Guru
Hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan, khususnya bagi guru kelas I tentang suatu alternatif pembelajaran
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terutama siswa kelas I SDN Siniu,
sehingga bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan mengajarnya dan sebagai
suatu pemberian pengalaman yang diharapkan dapat mendorong guru melakukan
penelitian tindakan kelas ditempatnya pada kesempatan yang lain.
2. Bagi Siswa
Bagi siswa terutama subjek penelitian, diharapkan
dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajaran yang demokratis,
kontekstual dan bekerja sama dalam kelompok.
3. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Bagi
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan sebagai lembaga yang mendidik calon
guru, baik calon guru Sekolah Dasar maupun calon guru Sekolah Menengah atau
Sekolah Lanjutan. Setiap data dalam proses kegiatan ini dicatat secara cermat
dan didokumentasikan secara khusus sebagai bagian dari kegiatan pengamatan.
4). Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini
direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus.
Secara
garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui pada setiap siklus,
yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Kegiatan pengumpulan data pada setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.
(1). Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap awal, akan diidentifikasi konsep-konsep
materi pelajaran yang sulit dipahami dan kurang diminati siswa untuk
dipelajari. Kemudian materi tersebut akan dibahas atau dipelajari dengan
menerapkan model pembelajaran Portofolio, yaitu: diawali dengan pemberian tugas
mengidentifikasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan topik yang telah ditetapkan. Tugas ini diberikan per kelompok, satu
kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa.
Selanjutnya permasalahan yang diperoleh kelompok
tersebut di tempel pada papan Protofolio kelas dengan maksud agar semua siswa
membaca seluruh permasalahan yang diperoleh oleh masing-masing kelompok.
Demikian seterusnya mengikuti langkah-langkah pembelajaran Portofolio yang
telah diuraikan pada kajian Pustaka.
Tahap kedua, guru membuat alat atau instrumen
penilaian yang meliputi instrumen penilaian Motivasi belajar (berupa angket dan
Format), dan Soal. Soal atau Tes berbentuk pilihan ganda dan uraian.
Tes ini dirancang berbasis konsep dan bersifat aplikatif. Hal ini dilakukan,
mengingat pencapaian hasil belajar siswa diukur pada tiga aspek, yaitu:
Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini akan dilakukan upaya perbaikan
dengan mengacu pada kekurangan tindakan yang telah dilakukan sebelumnya.
Mungkin perlu dilakukan perubahan cara penyajian pada sub pokok bahasan
tertentu dan sebagainya.
c. Refleksi
Pada
tahap ini akan dikaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari
tindakan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil dari refleksi ini
sebagai dasar untuk melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.
(2). Siklus
II
Rencana pelaksanaan tindakan yang dipersiapkan
untuk siklus II adalah model pembelajaran Portofolio adalah merupakan satu
bentuk inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam memahami
teori atau konsep secara mendalam melalui pengalaman praktik- empirik.
Berdasarkan pengertian ini, maka model pembelajaran Protofolio bersifat
kontekstual. Karena materi yang dijadikan kajian berangkat dari pengalaman
empirik siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lebih menarik minat siswa.
Di samping itu, siswa akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru karena
apa yang dipelajari terjadi di sekeliling siswa. Oleh karena itu, jika model
pembelajaran Portofolio ini diterapkan, maka motivasi belajar siswa dan
pemahaman siswa akan meningkat.
5). Analisis Data
Data
kualitatif dan Kuantitatif yang terdiri dari:
1.
Membuat lembar observasi yang
digunakan untuk memantau pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
2.
Motivasi belajar siswa pada setiap
siklus
3.
Tingkat penguasaan siswa dan
4.
Hasil belajar siswa kelas I SDN Siniu.
Analisis
data setelah masa pengumpulan data selesai menikuti langkah – langkah sebagai
berikut.
1.
Mempelajari kembali keseluruhan
analisis yang dilakukan pada masa pengumpulan data
2.
Melakukan penambahan, pengembangan dan
perbaikan-perbaikan terhadap analisis yang telah dilakukan sebelumnya
3.
Menyusun simpulkan sementara
4.
Melakukan pengkajian ulang terhadap
keseluruhan hasil analisis dan triangulasi
5.
Penarikan simpulkan akhir
DAFTAR
PUSTAKA
Amin,
M. (1987). Mengajar IPA dengan
menggunakan metode discovery dan inquiry. Jakarta. Depdikbud.
Boediono,
dkk. (2001). Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta. Balitbang Depdiknas.
Budimansyah,
D. (2002). Model pembelajaran dan
penilaian portofolio. Bandung. PT. Genesindo.
Depdiknas. (2002). Konsep pendidikan berorientasi kecakapan
hidup. Jakarta. Tim Broad Based Education.
Depdiknas. (2004). Data
perolehan UAN 2002/2003 setiap propinsi dan kabupaten seluruh Indonesia.
Diperoleh pada tanggal 10 Januari 2004,
dari http://www.yahoo.com /Data UAN.
Gagne,
R.M. (1977). The condition of learning.
New York. Halt, Rinehar and Winston.
Muhyadi.
(1987). Pengaruh penguatan dalam proses belajar mengajar terhadap prestasi
belajar yang dicapai siswa. Disertasi doktor, tidak diterbitkan, Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jakarta.
Kingsley,
H.L & Garry, R. (1957). The Nature
and Condition of Learning. New
Jersey. Englewood Chiffs Prentice Hall.
No comments:
Post a Comment