Thursday, September 5, 2013

Proposal PTK,Meningkakan Motivasi Belajar Siswa Kelas I SD di SDN Siniu



PROPOSAL PTK



MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS I SDN SINIU MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
( Penelitian Tindakan Kelas di SDN Siniu Kec. Siniu)






















DISUSUN OLEH :
MIDAR, A.Ma







KELOMPOK KERJA GURU
MASISINTOTO
2011



1.   Latar Belakang Masalah
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional (Nurhadi dkk., 2004:1). Dalam konteks pembaruan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan.secara mikro,harus ditemukan model pembelajaran yang efektif di kelas yang lebih dapat memberdayakan potensi siswa. Ketiga hal itulah yang saat ini menjadi fokus pembaruan pendidikan di Indonesia.berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini kiranya menarik untuk di simak (1) apakah anda mengenal dengan baik siswa anda ? (2) apakah di kelas anda ada siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah? (3) apakah di kelas anda ada siswa yang paling cerdas dan siswa yang sangat tidak cerdas? Pertanyaan-pertanyaan tersebut memang sulit untuk terjawab karena setiap siswa memiliki keunikan dan kecerdasan mereka berkembang dalam bentuk yang berbeda-beda. Setiap siswa memang unik dan secara individual menawarkan kontribusi yang berharga bagi kebudayaan manusia (Campbell dan Dickinson,2006:1). Sebagai seorang guru, kita diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang siswa di kelas kita. Dengan demikian, tugas seorang gurulah mengarahkan siswa ke arah perkembangan yang optimal.   
          Bertitik tolak dari penyebab rendahnya mutu pendidikan tersebut, maka mencari model pembelajaran  yang lebih menarik dan sistematik diyakini merupakan solusi yang tepat. Dalam hal pembelajaran , maka model pembelajaran Portofolio dapat dijadikan alternatif. Karena model pembelajaran ini lebih menekankan keaktifan siswa serta bersifat kontekstual sehingga akan lebih menarik minat siswa dalam belajar dan lebih mudah memahami konsep-konsep pembelajaran. Model pembelajaran Portofolio berangkat dari pengajuan suatu masalah yang ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari untuk didiskusikan secara bersama-sama. Dalam hal ini setiap siswa ditugaskan untuk mencari permasalahan (sesuai pokok bahasan atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai) dalam kehidupan sehari-hari  untuk selanjutnya dipilih beberapa permasalahan yang paling menarik untuk di bahas. Pemilihan permasalahan tersebut dilakukan oleh siswa sendiri secara Demokratis, dan guru bertindak sebagai fasilitator atau pengarah. Oleh karena itu penerapan model pembelajaran Portofolio, di samping lebih menarik juga dapat dijadikan sarana untuk menanamkan nilai-nilai Demokratis pada diri siswa.



2.   Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah motivasi belajar siswa kelas I SDN Siniu meningkat, jika diterapkan model pembelajaran Portofolio?
Bagaimanakah tingkat pemahaman siswa kelas I SDN Siniu, jika diterapkan model pembelajaran Portofolio?        
3.   Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran Portofolio dapat meningkatkan motivasi belajar  dan pemahaman siswa kelas I SDN Siniu secara benar. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan kepada siswa agar mudah dan menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa kelas I SDN Siniu meningkat.
4. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Portofolio
Menurut Budiono (2001) model pembelajaran Portofolio merupakan satu bentuk dari praktik belajar siswa, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Pembelajaran Portofolio menurut Budimansyah (2002) dilandasi oleh beberapa pemikiran, yaitu :
1.    Empat pilar pendidikan, yaitu Learning to do, learning to know, learning to be dan learning to live together.
2.   Pandangan konstruksivisme, yaitu sebuah pandangan yang menganggap peserta didik mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi disekelilingnya, meskipun pengetahuan itu sering kali naif dan miskonsepsi.
3.   Pengajaran Demokrasi atau Democratic Teaching, yaitu suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran, atau suatu proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokratis.
Pada bagian lain, Budimansyah (2002) menjelaskan bahwa pembelajaran yang berbasis Portofolio mengacu pada empat prinsip dasar pembelajaran, yaitu:
1.   Prinsip belajar siswa aktif (Student active learning).
2.   Belajar kelompok (Cooperative learning).
3.   Pembelajaran partisipatorik (Participation Learning)
4. Mengajar yang reaktif (reactive learning).
B.  Langkah-langkah Pembelajaran Portofolio
Pembelajaran Portofolio dilaksanakan melalui beberapa langkah, yaitu:



1.   Mengidentifikasi Masalah
          Pada tahap identifikasi masalah, guru membagi siswa dalam kelas dalam beberapa kelompok kecil (4 – 5 orang). Selanjutnya setiap kelompok diberi tugas mencari masalah-masalah (sesuai pokok bahasan atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai) yang terjadi di sekeliling siswa dan berhubungan dengan topik yang akan di bahas. Untuk keperluan kelancaran dan terarahnya tugas ini, guru membuat format identifikasi masalah. Selanjutnya kelompok kecil tersebut dimintakan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang didapat guna menentukan atau memilih masalah mana yang akan diajukan untuk dijadikan diskusi pada tingkat kelas.
2.   Memilih Masalah untuk Kajian Kelas
Pada tahap memilih masalah untuk kajian kelas, masing-masing kelompok dimintakan untuk menempel masalah yang telah dipilih untuk diajukan sebagai kajian kelas. Selanjutnya siswa dimintakan untuk memilih masalah (sesuai pokok bahasan atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai) yang paling menarik untuk dijadikan kajian kelas. Pemilihan masalah kajian kelas dilakukan secara demokratis dan rasional.
3.   Mengumpulkan   Informasi   tentang   Masalah   yang Menjadi Kajian Kelas
Pada langkah ini, siswa dimintakan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin hal-hal yang berhubungan dengan topik yang menjadi kajian kelas. Dengan demikian siswa telah berusaha untuk memahami permasalahan dengan cara mandiri. Tugas guru pada tahap ini adalah memberikan arahan agar hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman konsep tidak salah atau agar tidak terjadi salah konsep.
4.   Penyajian Portofolio
Pada langkah ini masing-masing kelompok dimintakan untuk menyajikan informasi yang telah berhasil dikumpulkan yang berhubungan dengan topik kajian  kelas  secara lisan dan bergantian  dihadapan  kelompok lain dan guru.
Kelompok pendengar dimintakan untuk memberikan komentar atau masukan atas informasi yang telah disampaikan tersebut. Selanjutnya, setelah selesai penyajian secara lisan, kelompok penyaji diminta menulis ulang informasi yang telah disampaikan dengan beberapa penyempurnaan. Setelah mendapat koreksi atau perbaikan secukupnya dari guru, karya portofolio tersebut ditempel pada papan portofolio kelas.
5.  Penilaian
Pada tahap ini masing-masing siswa dimintakan untuk memberikan penilaian atas Portofolio yang ditempel. Agar penilaian siswa tidak menyimpang jauh, guru membuat panduan atau format penilaian. Selanjutnya guru mengumumkan hasil penilaian yang telah dilakukan siswa, dengan maksud agar siswa lebih termotivasi lagi.
C. Motivasi Belajar
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, Heinz Kock (1981) membedakan motivasi menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terdapat dalam perbuatan belajar itu sendiri. Dorongan untuk melakukan kegiatan timbul dari dalam diri siswa, dan bukan disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan didorong oleh faktor-faktor yang ada di luar siswa. Pada bagian lain Skinner (1974) berpendapat bahwa kegiatan belajar akan mencapai hasil yang paling efektif, jika melibatkan kegiatan mental secara maksimal. Kegiatan   mental   secara   maksimal  tercapai, jika terdapat motivasi. Travers sebagaimana dikutif Muhyadi (1987) berpendapat bahwa kegiatan belajar tidak akan pernah terjadi, jika tidak ada motivasi. Oleh karena itu, motivasi merupakan titik awal pada urutan terjadinya belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sangat memegang peranan dalam meningkatkan hasil belajar.



D. Konsep 
Konsep menurut Garry dan Kingsley (1980) adalah pengertian yang telah diperoleh dari hasil generalisasi dan abstraksi tentang berbagai aspek pengalaman. Moh. Amin (1984), mengatakan konsep adalah ide atau gagasan yang digeneralisasikan dari pengalaman-pengalaman tertentu yang relevan. Selanjutnya Gagne (1982) mengatakan bahwa pada prinsipnya konsep dapat dijabarkan: (1) hasil rumusan proses mental; (2) dalam mempelajari konsep diperlukan pemilihan obyek; dan (3) dalam penampilannya konsep dapat ditempatkan pada bagian struktur yang sebenarnya. Dari berbagai pendapat di atas, diperoleh gambaran bahwa dalam belajar konsep diperlukan pengamatan untuk memperoleh fakta dan proses mental atau abstraksi untuk merumuskan konsep.
5.   Manfaat Penelitian
1.   Bagi Guru
Hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan, khususnya bagi guru kelas I tentang suatu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terutama siswa kelas I SDN Siniu, sehingga bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan mengajarnya dan sebagai suatu pemberian pengalaman yang diharapkan dapat mendorong guru melakukan penelitian tindakan kelas ditempatnya pada kesempatan yang lain.



2.  Bagi Siswa
Bagi siswa terutama subjek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajaran yang demokratis, kontekstual dan bekerja sama dalam kelompok.
3.  Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan sebagai lembaga yang mendidik calon guru, baik calon guru Sekolah Dasar maupun calon guru Sekolah Menengah atau Sekolah Lanjutan. Setiap data dalam proses kegiatan ini dicatat secara cermat dan didokumentasikan secara khusus sebagai bagian dari kegiatan pengamatan.
4). Teknik Pengumpulan Data
          Pengumpulan data penelitian ini direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus.
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui pada setiap siklus, yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Kegiatan pengumpulan data pada setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.
(1). Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap awal, akan diidentifikasi konsep-konsep materi pelajaran yang sulit dipahami dan kurang diminati siswa untuk dipelajari. Kemudian materi tersebut akan dibahas atau dipelajari dengan menerapkan model pembelajaran Portofolio, yaitu: diawali dengan pemberian tugas mengidentifikasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan topik yang telah ditetapkan. Tugas ini diberikan per kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa.
Selanjutnya permasalahan yang diperoleh kelompok tersebut di tempel pada papan Protofolio kelas dengan maksud agar semua siswa membaca seluruh permasalahan yang diperoleh oleh masing-masing kelompok. Demikian seterusnya mengikuti langkah-langkah pembelajaran Portofolio yang telah diuraikan pada kajian Pustaka.
Tahap kedua, guru membuat alat atau instrumen penilaian yang meliputi instrumen penilaian Motivasi belajar (berupa angket dan Format), dan Soal. Soal atau Tes berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes ini dirancang berbasis konsep dan bersifat aplikatif. Hal ini dilakukan, mengingat pencapaian hasil belajar siswa diukur pada tiga aspek, yaitu: Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini akan dilakukan upaya perbaikan dengan mengacu pada kekurangan tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Mungkin perlu dilakukan perubahan cara penyajian pada sub pokok bahasan tertentu dan sebagainya.




c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil dari refleksi ini sebagai dasar untuk melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.
(2). Siklus II
Rencana pelaksanaan tindakan yang dipersiapkan untuk siklus II adalah model pembelajaran Portofolio adalah merupakan satu bentuk inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam memahami teori atau konsep secara mendalam melalui pengalaman praktik- empirik. Berdasarkan pengertian ini, maka model pembelajaran Protofolio bersifat kontekstual. Karena materi yang dijadikan kajian berangkat dari pengalaman empirik siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lebih menarik minat siswa. Di samping itu, siswa akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru karena apa yang dipelajari terjadi di sekeliling siswa. Oleh karena itu, jika model pembelajaran Portofolio ini diterapkan, maka motivasi belajar siswa dan pemahaman siswa akan meningkat.



5). Analisis Data
Data kualitatif dan Kuantitatif yang terdiri dari:
1.   Membuat lembar observasi yang digunakan untuk memantau pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
2.   Motivasi belajar siswa pada setiap siklus
3.   Tingkat  penguasaan siswa dan
4.   Hasil  belajar siswa kelas I SDN Siniu.
Analisis data setelah masa pengumpulan data selesai menikuti langkah – langkah sebagai berikut.
1.   Mempelajari kembali keseluruhan analisis yang dilakukan pada masa pengumpulan data
2.   Melakukan penambahan, pengembangan dan perbaikan-perbaikan terhadap analisis yang telah dilakukan sebelumnya
3.   Menyusun simpulkan sementara
4.   Melakukan pengkajian ulang terhadap keseluruhan hasil analisis dan triangulasi
5.   Penarikan simpulkan akhir




DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1987). Mengajar IPA dengan menggunakan metode discovery dan inquiry. Jakarta. Depdikbud.

Boediono, dkk. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Balitbang Depdiknas.

Budimansyah, D. (2002). Model pembelajaran dan penilaian portofolio. Bandung. PT. Genesindo.

Depdiknas. (2002). Konsep pendidikan berorientasi kecakapan hidup. Jakarta. Tim Broad Based Education.

Depdiknas. (2004). Data perolehan UAN 2002/2003 setiap propinsi dan kabupaten seluruh Indonesia. Diperoleh pada tanggal 10 Januari  2004, dari http://www.yahoo.com /Data UAN.


Gagne, R.M. (1977). The condition of learning. New York. Halt, Rinehar and Winston.

Muhyadi. (1987). Pengaruh penguatan dalam proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa. Disertasi doktor, tidak diterbitkan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jakarta.

Kingsley, H.L & Garry, R. (1957). The Nature and Condition of Learning. New  Jersey. Englewood Chiffs Prentice Hall.

No comments: